Jakarta, CNN Indonesia —
Badan statistik Inggris Opta menyebutkan potensi kemenangan Liverpool melawan Chelsea mencapai 59,3% pada Minggu (20/10).
Prediksi menggunakan kecerdasan buatan tampaknya masuk akal. The Reds saat ini berada di puncak klasemen Liga Inggris dengan 18 poin dari tujuh pertandingan.
Sementara itu, Chelsea berada di peringkat keempat dengan 14 poin. Bintang Liverpool yang bagus dan bermain di kandang sendiri menjadi patokan kenapa Chelsea dibungkam.
Namun, Chelsea sedang berada di jalur kebangkitan. Tim berlambang singa ini belum terkalahkan dalam tujuh pertandingan berturut-turut. Fakta ini tidak bisa dianggap remeh.
Setelah dua musim sulit pasca kepergian Roman Abramovich, Chelsea mulai berbalik arah. Enzo Maresca, yang memimpin Leicester City memenangkan kejuaraan musim lalu, adalah pemain bintangnya.
Pelatih asal Italia ini mengubah mentalitas The Blues yang sedang berjuang menjadi tangguh kembali. Para pemain yang dianggap tersingkir tampaknya telah menemukan kembali gairah mereka di Maresca.
Lihat saja, Joao Felix yang diusir keluar lapangan Barcelona, Cole Palmer yang kalah dari Manchester City, dan Christopher Nkunku yang baru pulih dari cedera perlahan tapi pasti mulai bersinar.
Memang Chelsea belum menghadapi lawan sulit musim ini. Dari total 11 pertandingan, tujuh di Premier League, tiga di UEFA Conference League, dan satu di Piala Liga, tidak ada tim hebat.
Liverpool akan menjadi tim besar pertama yang berkompetisi musim ini. Ini akan menjadi ujian bagi Maresca dan pasukannya yang sudah tidak dianggap sebagai tim super.
Saat ini, Chelsea dianggap sebagai tim papan tengah lainnya, seperti Aston Villa, Fulham, dan Tottenham Hotspur. Inilah mengapa pertandingan melawan Liverpool penting.
Jika berhasil mengalahkan The Reds, yang digantikan pasca kepergian Jurgen Klopp, citra Chelsea bisa pulih kembali. Saatnya memulihkan martabat.
Baca di halaman berikutnya >>>