Jakarta, CNN Indonesia –
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengkritik “ekspansi” serangan Israel terhadap negaranya. Dia mengatakan serangan itu menunjukkan perlawanan terhadap upaya mencapai gencatan senjata setelah lebih dari sebulan perang.
Komentar Mikati pada hari Jumat muncul sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan para pejabat Amerika yang berkunjung untuk membahas kemungkinan kesepakatan untuk mengakhiri perang di Lebanon.
“Memperluas cakupan agresi musuh Israel terhadap wilayah Lebanon dengan berulang kali mengancam penduduk untuk mengevakuasi seluruh kota dan desa,” kata Mikati, seperti dilansir AFP.
“Penargetan ulang wilayah pinggiran selatan Beirut dengan serangan-serangan dahsyat merupakan indikator penolakan musuh Israel terhadap semua upaya untuk mengamankan gencatan senjata,” katanya.
Perdana Menteri Lebanon menambahkan, perilaku diplomasi Israel menunjukkan penolakannya terhadap gencatan senjata.
“Pernyataan dan sinyal diplomatik Israel yang diterima Lebanon menegaskan kekeraskepalaan Israel dalam menolak usulan solusi dan bersikeras melakukan pendekatan pembunuhan dan penghancuran,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Parlemen Nabih Berri juga mengecam Israel. Dia menuduh Tel Aviv menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan gencatan senjata.
“Israel telah menyia-nyiakan… lebih dari satu kesempatan nyata untuk mencapai gencatan senjata… dan memulangkan orang-orang yang damai dan pengungsi di kedua sisi perbatasan,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Nasional.
Sejak meningkatnya pertempuran di Lebanon pada 23 September, perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.829 orang di negara tersebut, menurut data AFP dari Kementerian Kesehatan.
Pada hari Rabu, Mikati mengatakan bahwa Perwakilan AS Amos Hochstein memberi isyarat melalui panggilan telepon bahwa gencatan senjata dalam perang Israel-Hizbullah dapat dilakukan sebelum pemilu AS pada Selasa depan.
Pada hari yang sama, pemimpin baru Hizbullah, Naim Qasem, mengatakan kelompoknya akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel dengan persyaratan yang “pantas dan memadai”, namun belum mengusulkan kesepakatan yang sesuai.
Pemimpin Israel Netanyahu mengatakan kepada utusan AS Amos Hochstein dan Brett McGurk selama pembicaraan hari Kamis bahwa kesepakatan apa pun dengan Lebanon harus menjamin keamanan jangka panjang Israel. (AFP/Kris)