Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Energi Israel Eli Cohen mengecam pasukan penjaga perdamaian di Lebanon (UNIFIL), yang menurutnya meningkatkan pertempuran.
Cohen menyebut pasukan UNIFIL “tidak berguna” karena gagal melindungi warga Israel dari serangan Hizbullah.
“Negara Israel akan melakukan segalanya untuk menjamin keselamatan warganya,” ujarnya, Senin (14/10), seperti dikutip Reuters.
Cohen kemudian berkata, “Dan jika PBB tidak dapat membantu, setidaknya PBB tidak boleh turun tangan dan memindahkan personelnya keluar dari zona perang.”
Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Israel menyerang pos UNIFIL, melukai beberapa personel.
Dalam keterangan resminya, UNIFIL menyebutkan, pada Minggu (13/10) pukul 04.30 waktu setempat, personel di Ramiyah mengamati tiga peleton Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melintasi Garis Biru menuju Lebanon.
“Saat pasukan penjaga perdamaian berada di tempat berlindung, dua tank IDF Merkava menghancurkan gerbang utama posisi dan memaksa masuk ke posisi tersebut,” kata UNIFIL dalam keterangan resminya.
Pasukan Israel, lanjut mereka, berulang kali meminta pangkalan itu mematikan lampu.
UNIFIL kemudian melakukan protes dengan mengatakan kehadiran pasukan Israel mengancam operasi penjaga perdamaian.
Tank-tank tersebut meninggalkan pangkalan hanya 45 menit setelah protes UNIFIL.
Kemudian, sekitar pukul 06.40 waktu setempat, pasukan penjaga perdamaian di posisi yang sama melaporkan “beberapa tembakan dari jarak 100 meter ke utara”.
Setelah tembakan, asap mulai muncul. Akibat kejadian ini, 15 personel UNIFIL mengalami luka-luka.
Pada hari Sabtu, UNIFIL juga melaporkan bahwa pasukan Israel telah menghentikan pergerakan logistik di dekat Mais-e Jebel.
Pekan lalu, ledakan terdengar di pos perdamaian dan beberapa tentara terluka.
Dua tentara Indonesia dan beberapa pejabat Sri Lanka terluka.
UNIFIL berulang kali memperingatkan militer Israel bahwa kehadiran mereka mengancam kinerja personel di tengah konflik yang berkecamuk.
Mereka juga menekankan bahwa serangan terhadap pasukan dan pangkalan UNIFIL merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan Resolusi PBB 1701.
Menurut catatan UNIFIL, Israel menghancurkan menara observasi, kamera, peralatan komunikasi, dan penerangan. Tindakan ini membuat mereka kesulitan mengamati pergerakan pasukan Zionis.
Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya menyerang situs Hizbullah di dekat pos UNIFIL.
Militer Israel mengatakan terowongan Hizbullah berjarak kurang dari 200 meter dari pos UNIFIL. Mereka mengatakan situs itu adalah tempat penyimpanan senjata bagi milisi Lebanon.
Brigjen Iftah Norkin mengatakan terowongan itu dibangun beberapa tahun lalu.
“Kami sebenarnya berada di pangkalan militer Hizbullah yang sangat dekat dengan PBB,” kata Norkin kepada wartawan.
(Yesus/Dna)