Jakarta, CNN Indonesia.
Indonesia dikabarkan menjadi mitra organisasi BRICS.
Informasi tersebut diunggah oleh akun X @BRICSinfo yang kerap membagikan informasi mengenai organisasi yang dipimpin Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
“BRICS secara resmi bergabung dengan 13 negara baru sebagai mitra (bukan anggota penuh) dalam aliansi tersebut,” bunyi kutipan publikasi BRICSinfo di akun X, Kamis (24/10).
Selain Indonesia, negara lain yang patut menjadi mitra adalah Aljazair, Belarusia, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri RI Sugiye menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS pada KTT BRICS+ di Kazan, Rusia, Kamis (24/10).
“Keanggotaan Indonesia di BRICS merupakan cerminan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, tapi kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Sugiono dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (10). cepat. /26).
Sugiono mengatakan forum ini dapat menjadi kekuatan pemersatu bagi negara-negara Selatan. Negara-negara BRICS juga diyakini dapat berperan sebagai perekat dan memperkuat kerja sama antar negara berkembang.
Jadi apa yang dimaksud dengan negara-negara BRICS?
Menurut berbagai sumber, BRICS merupakan forum kerjasama beberapa negara berkembang besar. Nama BRICS berasal dari inisial negara anggotanya: Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
Awalnya, ekonom Goldman Sachs Jim O’Neill menciptakan istilah “BRIC” dalam sebuah makalah penelitian tahun 2001. Ia meyakini negara-negara berkembang seperti Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, atau yang disebut negara BRIC, siap menantang dominasi G7.
Pada tahun 2009, Rusia mengadakan pertemuan empat negara. Usulan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pertemuan ini juga merupakan pertemuan resmi pertama negara-negara BRIC. Setahun kemudian, Afrika Selatan bergabung dengan UE atas undangan Tiongkok. Sejak saat itu, nama negara BRIC diubah menjadi yang kita kenal sekarang sebagai BRICS.
Pembentukan negara-negara BRICS didasarkan pada kenyataan bahwa lembaga-lembaga internasional terlalu didominasi oleh negara-negara Barat dan tidak lagi melayani negara-negara berkembang.
BRICS berupaya mengoordinasikan kebijakan ekonomi dan luar negeri para anggotanya, mendirikan lembaga keuangan baru dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Blok ekonomi ini bukanlah organisasi formal seperti Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), namun merupakan blok ekonomi non-Barat yang mengoordinasikan upaya ekonomi dan diplomatik untuk mencapai tujuan bersama.
BRICS berupaya membangun alternatif terhadap dominasi perspektif Barat di organisasi multilateral utama seperti Bank Dunia, G7, dan Dewan Keamanan PBB.
Kemudian pada KTT tahun 2023, keanggotaan BRICS diperluas dan undangan diperluas ke enam negara: Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, setelah Javier Milay menjadi presiden Argentina, ia mengumumkan bahwa Argentina tidak akan bergabung dengan BRICS. Namun, negara lain akan menjadi anggota penuh pada tahun 2024. Selain itu, nama “BRIC+” terkadang digunakan untuk memperluas keanggotaan grup.
(fby/sfr)