Jakarta CNN Indonesia —
Kantor Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan pada tahun 2025, 15 persen wilayah Indonesia akan memiliki curah hujan di atas normal. Periksa daftarnya
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, normalnya curah hujan di Indonesia berkisar antara 1.000 hingga 5.000 milimeter per tahun. Curah hujan ini terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.
“15 persen wilayah Indonesia diperkirakan akan mengalami curah hujan tahunan di atas rata-rata,” kata Dwikorita dalam konferensi pers Climate Outlook 2025 yang ditayangkan secara online di kanal YouTube BMKG, Senin (11/4).
Daerah-daerah ini kecil. Sumatera, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian kecil Sulawesi tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Sulawesi Tengah, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur v. sebagian kecil Kepulauan Maluku dan sebagian kecil wilayah Papua tengah
Sedangkan menurut Dwikorita, 67 persen wilayah Indonesia berpotensi menerima curah hujan lebih dari 2.500 milimeter per tahun. Daerah-daerah ini mencakup sebagian besar wilayah Aceh. yang merupakan bagian dari Sumatera Utara Sebagian besar Sumatera Barat Bagian dari Riviera Barat Bagian dari Jambi dan sebagian besar Bengkulu
Kemudian menjadi bagian Sumatera Selatan, sebagian besar Kepulauan Bangka Belitung, sebagian Lampung bagian utara, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah Barat, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, Tengah dan Selatan. Sulawesi Pulau-pulau tersebut meliputi sebagian Bali, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar Kepulauan Maluku dan sebagian besar Papua
Namun, Dwigorita mencatat tidak akan terjadi anomali iklim pada tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh kondisi ENSO (El Nino-Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) yang netral sepanjang tahun. Intensitas La Niña akan berlangsung hingga awal tahun 2025
Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan suhu rata-rata bulanan yang tidak normal dari +0,3 menjadi +0,6 °C pada bulan Januari-Desember 2025, khususnya pada bulan Mei-Juli 2025, meningkat sebesar 0,4 dari rata-rata tahun 2025 di atas kondisi normal
Beberapa daerah yang mungkin mengalami suhu tinggi antara lain Sumatera Bagian Selatan, Jawa, NTB, dan NTT.
Athsena Sophakeluwakarn, Wakil Direktur Iklim BMKG, menyarankan agar dilakukan tindakan preventif untuk menghindari bencana hidrologi seperti banjir dan tanah longsor.
Menurut Ardhasena, bagi daerah yang mempunyai curah hujan tahunan rata-rata atau di atas rata-rata pada tahun 2025, perlu dilakukan prediksi kejadian hidrometeorologi basah beserta dampaknya, seperti banjir dan tanah longsor, pada musim hujan.
Seperti yang dia katakan Mengalami curah hujan yang lebih rendah dari biasanya dapat menyebabkan kekeringan dan dampaknya. Hal ini terutama terjadi pada puncak musim kemarau berupa kebakaran hutan dan kebakaran lahan. Hal ini harus dilakukan terlebih dahulu untuk daerah-daerah potensial.
“Di kota atau daerah yang rawan banjir Perlunya optimalisasi kinerja infrastruktur sumber daya air seperti sistem drainase, sistem resapan, dan pembangunan kapasitas penyimpanan air,” kata Ardacena.
“Untuk menghindari banjir dengan baik, selain itu waduk, waduk, waduk, dan waduk buatan lainnya Untuk mengelola hujan deras pada musim hujan dan memanfaatkan sumber air pada musim kemarau. Hal ini perlu dipastikan keandalan operasional waduk,- lanjutnya.
(wnu/dmi)