Jakarta, Indonesia —
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei meminta Iran mempersiapkan tanggapan terhadap Israel setelah diserang pekan lalu.
Tiga sumber mengatakan kepada New York bahwa Khamenei memerintahkannya untuk meninjau ulang rencana yang dibuat oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi. Ketentuan tersebut mencakup daftar kemungkinan sasaran militer Israel.
Tak lama kemudian, Khamenei merasa banyaknya korban jiwa dan besarnya serangan Israel memerlukan respons yang tidak dianggap lemah.
Iran mengklaim bahwa serangan Israel terbaru menyebabkan kerusakan kecil pada fasilitas militer Iran dan menewaskan empat tentara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Israel, sementara itu, mengatakan serangan itu ditujukan untuk menghancurkan fasilitas produksi rudal dan sistem pertahanan udara.
Berdasarkan seruan Khamenei, kepala Korps Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami, mengumumkan bahwa dia akan menanggapi serangan Israel.
“Ini akan sulit dan bisa dibayangkan,” kata Salami seperti dikutip The Times of Israel, Kamis (31/10).
Israel, tambahnya, telah mencapai titik kehancuran dan kini bertindak membabi buta, tidak menaati perintah apa pun.
Israel, di sisi lain, kini bersiap menghadapi serangan Iran. Badan intelijen negara tersebut memperkirakan bahwa serangan mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Iran diperkirakan akan menggunakan rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok pro-Iran di Irak.
Beberapa kelompok meyakini lambatnya respons militan pro-Iran bisa jadi merupakan upaya Teheran untuk mencegah serangan Israel lainnya.
Beberapa sumber menyebutkan serangan balasan Iran akan dilakukan sebelum sekutu Israel, Amerika Serikat, menggelar pemilihan presiden pada 5 November.
Namun, sumber lain mengatakan Iran akan menahan diri hingga pemilu AS selesai. (dan/dan/rds)