Jakarta, CNN Indonesia –
Amerika Serikat dan Korea Selatan telah meminta Korea Utara untuk menarik pasukan dari Rusia, yang mereka yakini akan dikirim ke Ukraina.
“Saya meminta mereka [Korea Utara] untuk menarik pasukannya dari Rusia,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon.
Austin mengatakan AS akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitranya untuk mencegah Rusia mengirimkan pasukan Korea Utara ke dalam konflik tersebut. Namun, Departemen Pertahanan AS mengatakan Moskow masih memiliki “potensi” untuk melakukan hal tersebut.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun menilai pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia akan meningkatkan ancaman keamanan di Semenanjung Korea.
Korea Selatan khawatir Pyongyang akan menerima transfer teknologi dari Rusia untuk mengembangkan senjata, termasuk senjata nuklir, rudal balistik antarbenua, dan satelit penelitian.
Departemen Pertahanan AS mengatakan pekan lalu bahwa “sejumlah kecil” pasukan Korea Utara telah memasuki wilayah Kursk di Rusia, tempat pasukan Ukraina melancarkan perang darat sejak Agustus lalu.
Menurut Serhiy Kislytsya, perwakilan Ukraina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tentara Korea Utara sengaja diberikan seragam militer Rusia untuk berbaur dengan kelompok minoritas agar tidak terdeteksi.
Sekitar 12.000 tentara Korea Utara dilatih di lima lokasi di Rusia timur, termasuk 500 perwira dan tiga bintara.
Sergey juga mengatakan ribuan tentara Korea Utara akan bergabung dengan tentara Rusia untuk melawan tentara Ukraina pada bulan November.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membantah pengerahan militer Korea Utara, namun menolak mengkonfirmasi berita tersebut.
Sementara itu, Gedung Putih bersikeras bahwa pasukan Korea Utara akan menjadi ‘kekuatan sasaran’ jika mereka berperang melawan Ukraina.
“Jika militer Korea Utara dan militer Rusia berperang dalam konflik ini dan menyerang militer Ukraina, militer Ukraina berhak mempertahankan diri,” kata Gedung Putih. (DNA)