Jakarta, CNN Indonesia —
Kolumnis Kebudayaan Hikmat Darmawan berpendapat ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesh sebelum dia membantu Fadli Zon lebih jauh di Kementerian Kebudayaan Indonesia.
Kepada fun-eastern.com, Hikmat Darmawan sebelumnya mengatakan, “Saya yakin dia [di bidang musik], seperti Rafi [Ahmad], adalah agen seni di industri tertentu.”
“Dia sudah punya industri kan? Sementara ini masalah nasional. Jangan sampai terjerumus. Sebagai artis dia tertarik dengan artis, tapi artis yang mana? Banyak sekali artis”.
Hikmat mengatakan, Giring yang berlatar belakang industrial pop atau bisnis juga harus memperluas wawasannya ke berbagai aspek musik kontemporer.
Sebab, di bidang kebudayaan, musik dengan ritme yang tak terhitung jumlahnya hanya sebagian kecil dari level yang ia kuasai bersama Fadli Zon.
“Selama dia bisa meninggalkan profesinya, saya kira dia punya modal untuk lebih peduli pada pegiat seni dan budaya,” kata Hikmat.
Sementara itu, kepada Fadli Zon selaku Menteri Kebudayaan, Hikmat mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kepiawaian politik Gerindra dan ketertarikannya terhadap berbagai artefak budaya koleksinya.
Fadli sudah lama tertarik dengan berbagai kegiatan kebudayaan. Beliau mendirikan Perpustakaan Fadli Zon di Jakarta Pusat, mendirikan Rumah Seni Fadli Zon, Cimanggis, Depok, Rumah Budaya di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatera Barat dan Dewan Pembina Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aie Angek.
Selain karir politiknya, Fadli Zon juga dikenal dengan koleksi barang antik, segel, dan keris. Seperti dilansir detikcom pada 2017, Fadli mengaku memiliki koleksi 1.000 keris.
Hikmat Darmavan berkata: “Beliau bukan sekedar Keris, boleh dikatakan beliau hanya berbicara Keris saja, namun Beliau adalah pemberi hal-hal penting dalam sejarah sastra, arsipnya banyak sekali”.
“Makanya saya yakin khususnya di bidang kearsipan, hal-hal yang bersejarah bisa dikaitkan untuk mendapat perhatian lebih, karena sesuai dengan passion saya,” lanjutnya.
Hikmat juga menitipkan pesan kepada Fadli Zon dan Giring Ganesh selaku Kepala Kementerian Khusus Kebudayaan RI untuk pertama kalinya mengangkat landasan pengembangan kebudayaan Indonesia.
Selain itu, kata dia, Kota Hikmata Indonesia sudah memiliki ibu kota lembaga Dirjen Kebudayaan yang kini terpisah dari Kementerian Pendidikan dan Undang-undang (UU) No. 5 tentang Pembangunan Kebudayaan, atau Undang-Undang tentang Pembangunan Kebudayaan. .
Hikmat mengatakan: “Kalau saya petanya sekarang berdasarkan perkembangan budaya, pemetaan masalahnya harus jelas, tekankan mana yang baik, tambahkan apa yang tidak.”
“Misalnya dalam pengembangan kebudayaan, ada masalah dukungan budaya. Itu jangan dihapus, harus ditegaskan karena masih bagus 100%,” lanjutnya.
“Tetapi ada yang belum sampai, dimana pembangunan harus mengambil kebijakan-kebijakan yang bisa menjadi dasar pengembangan budaya yang ada. Jadi hal-hal inilah yang muncul dalam pembangunan, tergantung mau masuk atau tidak. ekonomi digital atau membangun infrastruktur budaya.
(putusan/akhir)