Surabaya, CNN Indonesia –
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi-Armuji, satu-satunya pasangan calon (paslon), menghadapi debat publik perdana Pilwalkot Surabaya pada Rabu (10-10) malam.
Hanya pasangan calon Eri-Armuji yang mengikuti debat pertama, karena pada tahun 2024 Tidak ada pasangan calon lain di Pilkada Surabaya. Pemilih kemudian harus memilih kotak kosong di Eri-Armuji atau Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Insiden antara Petugas Eri-Armuji bermula saat moderator menjawab pertanyaan masyarakat tentang keluhan sepinya pasar Kapasan dan dampaknya terhadap berkurangnya pendapatan pedagang.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Armuji mengaku pihaknya telah melatih para pedagang dan menghidupkan kembali pasar tradisional. Dia mencontohkan di pasar pariwisata.
“Contohnya Pasar Turi, Pasar Turi disebutkan di sini (Pilkada 2020) saat berdebat dengan Pak Eri. Ayo apa yang dilakukan pemerintah, kenapa Pasar Turi disebut dadi Pasar Turi (apa? Armuji : “Pemerintah, kok pasar Turi itu pasar sepi?” “Tapi sekarang Pasar Turi sudah jadi Pasar Turi, mall. Lihat, itu buktinya terbukti.”
Menurut Armuji, revitalisasi dan revitalisasi ekonomi pasar tradisional juga memerlukan pendekatan bertahap. Misalnya dengan segmentasi khusus.
“Ada ribuan pasar di pasar seng Surabaya (dan juga pasar Surabaya),” kata politikus senior PDIP asal Surabaya itu.
Namun, di tengah penjelasan Armuji, Eri tiba-tiba menyela. Ia mengatakan, cara untuk meningkatkan dan meningkatkan status pedagang di pasar tradisional adalah melalui pelatihan.
Eri, salah satu kader PDIP mengatakan: “Langsung berpakaian (berpakaian) yak, langsung berpakaian, kuenya apa? Lalu lintas, platform kafe (platform), sinetron (apa) ke platform? Diberikan secara online.”
Menurut Eri, para pedagang di pasar tradisional harus beradaptasi dengan perkembangan zaman dalam berjualan teknologi dan internet.
“Kami sudah ada pelatihannya karena mau tidak mau Chak (Armuji) atau kebanyakan yang offline sekarang harus online mau tidak mau,” ujarnya.
Namun tiba-tiba Armuji menyela Eri tentang keadaan pasar dan keadaan mall modern yang mulai sepi pengunjung.
“Sekarang kita putuskan ke pasar tuku (beli) belanja. Seperti (Ketua Golkar Surabaya) Mas Thoni (Ketua Golkar Surabaya) dulu milenial, sekarang mereka ikut pilih. Dewe (diri mereka sendiri),” jawab Armuji.
Menurut Armuji, pola perilaku konsumen terus berubah secara generasi seiring berjalannya waktu. Misalnya, Gen Z ingin berbelanja melalui ponsel.
“Tapi jangan sekarang Gen Z, mereka duduk-duduk di rumah, main handphone (ponsel) dan teko. Ayo jangan pakai penukaran ya, saya tidak terlalu pakai penukaran,” ucapnya. .
Suaminya menyela penjelasan Armuji dengan waktu tersisa kurang dari 10 detik. Ia mengatakan, pelatihan penting untuk menjadikan pedagang semakin modern.
“Jadi kita akan ajarkan platform dan tren produk. Kita akan ajarkan semuanya, akan kita lakukan, terima kasih (terima kasih),” kata Eri.
Usai adu mulut, Armuji membantah dirinya dan Eri saling menyela saat menjawab pertanyaan tentang preferensi orang. Menurutnya, apa yang mereka lakukan merupakan bentuk kerja sama.
Wakil Wali Kota Surabaya saat ini mengatakan: “Tidak, kami saling bekerja sama, tidak ada konflik.”
Pasangan kader PDIP Eri Cahyadi-Armuji diketahui mendapat dukungan seluruh partai atau 18 parpol di Surabaya pada 2024. 27 November Pilvalkot, Surabaya.
(frd / anak)