Jakarta, Indonesia —
Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 4 persen atau lebih dari $3 per barel, pada perdagangan Senin (28/10) setelah serangan Israel ke Iran gagal memberikan dampak besar, apalagi mengganggu pasokan minyak.
Serangan Israel akhir pekan lalu tampaknya bukan serangan terhadap fasilitas minyak atau nuklir Iran. Fakta bahwa pasokan energi tidak terganggu juga meredakan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka Brent turun 4,2 persen, atau US$3,17, menjadi US$72,88 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka WTI AS turun 4,4 persen atau US$3,1 menjadi US$68,65 per barel.
Kedua harga referensi tersebut meningkat sebesar 4 persen pada minggu lalu. Harga minyak melonjak karena pasar khawatir tentang bagaimana reaksi Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober.
Israel telah mengerahkan puluhan roket untuk menyerang dalam tiga gelombang sebelum fajar pada hari Sabtu. Serangan-serangan ini menargetkan pabrik-pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran dan di Iran barat.
Sifat serangan Israel yang lebih terbatas, yaitu menghindari infrastruktur minyak, meningkatkan harapan bahwa ada cara untuk mengurangi permusuhan di Timur Tengah, kata analis energi Saul Kavonic dari Marquee of MST. Apalagi jika Iran tidak melawan.
“Namun meski ada pasang surut berita, konflik di Timur Tengah secara umum masih memiliki tren eskalasi, dan berkembangnya serangan berikutnya akan menyebabkan harga minyak naik,” ujarnya, seperti dikutip Reuters.
(pta/pta)