Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram (kg) akan terus berlanjut hingga Januari dan Februari 2025. Namun jumlah penerima manfaatnya semakin berkurang dari 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). ) kepada 16 juta KPM.
Menurunnya jumlah penerima manfaat disebabkan adanya program bantuan pemerintah lainnya, termasuk makanan bergizi gratis.
“Karena Pangan Bergizi Gratis sudah ada dan harus diliput dengan kegiatan-kegiatan tertentu lainnya,” ujarnya di Kompleks MPR/DPR Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).
Ia mengatakan, rencana kelanjutan bantuan pangan tersebut akan segera diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto oleh Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan. Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp5,1 triliun.
“Nanti Pak Menteri Koordinator (Zulkifli Hasan) yang menyerahkannya sebelum Presiden berangkat ke luar negeri. Tapi ini paralel, kita harus lapor ke Komite IV (DPR). (Anggota DPR) ) – katanya.
Menurut dia, mereka memberikan bantuan pangan untuk memoderasi inflasi.
“Yang mendesak adalah pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi dari inflasi. Jadi ketika beras menyumbang inflasi, kita harus melakukan intervensi,” kata Arief.
Bantuan pangan beras merupakan program pemerintah berupa penyaluran beras yang bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Bulog. Program ini merupakan salah satu pemanfaatan GST sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah.
Bantuan pangan beras ini disalurkan dalam dua tahap sejak awal tahun 2023, kemudian dilanjutkan kembali pada tahun 2024.
(tanggal lima belas/Agustus)