Jakarta, CNN Indonesia —
Tarif di Bandara Changi Singapura akan naik. Peningkatan tersebut akan dibebankan secara bertahap kepada penumpang dan maskapai penerbangan selama enam tahun ke depan, mulai tahun 2025.
Changi Airport Group dan Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) menyebut kenaikan tersebut untuk membantu perbaikan infrastruktur bandara yang menelan biaya hingga S$3 miliar atau setara Rp35 triliun.
Seperti diberitakan CNE pada Kamis (7/11), penumpang harus membayar dalam waktu enam tahun sejak diterimanya. 11.766) USD 58,40 atau setara Rp 687 ribu beroperasi penuh pada April 2030. Saat ini hanya S$6 atau setara Rp 70 per penumpang. tiga kali lipat menjadi USD ribu atau setara Rp 212 ribu.
Selain penumpang, maskapai penerbangan juga akan mengenakan biaya pendaratan, parkir, dan bridging mulai April tahun depan. Namun, mereka bisa mendapatkan diskon 50 persen pada enam bulan pertama.
Selain untuk meningkatkan infrastruktur bandara, peningkatan ini dimaksudkan untuk mengimbangi biaya operasional yang lebih tinggi. Termasuk biaya tenaga kerja dan energi.
“Secara khusus, gaji pramugari telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan inisiatif nasional seperti model gaji berkelanjutan,” kata pihak bandara dan CAAS.
Bahkan, penambahan penumpang dilakukan secara bertahap. Selain itu, peningkatan ini mencakup berbagai kebutuhan. Dari pelayanan dan keamanan yang sudah termasuk dalam tiket penerbangan.
Pihak bandara juga menyatakan tarif belum mengalami kenaikan sejak didirikan pada tahun 2015. Pertumbuhannya akan bertahap mulai tahun 2025.
Jadi kenaikannya dimulai dari S$3 dan secara bertahap naik menjadi S$230 pada tanggal 18.
Jadi tarif di Bandara Changi naik banget. Namun kenaikan tersebut akan dilakukan secara bertahap mulai tahun depan hingga tahun 2030.
(tst/akhir)