Jakarta, CNN Indonesia –
Hanung Bramantyo berbagi momen pertemuan antara para pelaku film nasional serta dengan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Guring Gansha.
Ia menjelaskan, banyak permasalahan terkait industri film Indonesia yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Salah satu persoalan yang disoroti sutradara kawakan itu adalah ruang bagi film alternatif yang bisa disaksikan massa.
Haning mengapresiasi kinerja Kemendikbud Ristek di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi yang aktif membantu pelaku industri menampilkan karyanya di festival internasional. Namun, ia juga berharap film-film tersebut mendapat lebih banyak ruang di dalam negeri.
Sayangnya para pelaku festival film ketika filmnya dirilis di negaranya tidak mampu meraih jumlah penonton yang baik, kata Hang di Instagram @hanungbramantyo, Senin (4/11).
Sebab, tempat pemutarannya merupakan tempat komersil yang bergerak di bidang industri film, lokal dan impor, lanjut Hanung.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, pemerintah dapat berperan dalam mendukung film alternatif Indonesia dengan memastikan adanya layar hiburan.
Hanung berharap Kementerian Kebudayaan bisa menyediakan lebih banyak ruang seni seperti Blok M di Jakarta. Bedanya, ruang publik yang diciptakan merupakan bioskop alternatif untuk menayangkan film-film di luar mainstream.
Sutradara, biar berdosa, juga menilai berbagai kota di Indonesia mempunyai potensi yang tinggi dalam bidang kreatif, khususnya film.
Sekadar menyebutkan beberapa kota yang mengadakan festival film lokal tahunan, mulai dari Yogyakarta, Bandung, Malang, Purbalingga, Makassar dan masih banyak lagi.
“Menurut saya, selain mendukung fasilitas produksi dan distribusi, pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan [bisa] membuat ruang seni seperti Blok M-Jakarta, tapi memberikan tempat menonton yang nyaman bagi wisatawan,” kata Hing.
“Dibangun di kota-kota yang memiliki potensi kreativitas budaya yang tinggi seperti Yogyakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Purbalingga, Makassar, Buketinggi, agar film-film alternatif dapat menjangkau khalayak luas,” lanjutnya.
fun-eastern.com telah meminta izin kepada Hing Bramantio untuk mengunggah.
[Gamba: Instagram]
Sementara itu, Padli Zane juga mengaku akan berusaha menyamai jumlah layar bioskop di Indonesia. Ia menjelaskan, upaya ini dilakukan agar fasilitas dan akses layar besar dipusatkan tidak hanya di kota-kota besar.
Ia mencontohkan, jumlah layar bioskop di Indonesia relatif kecil dibandingkan jumlah penduduknya dan terkonsentrasi di perkotaan, khususnya di Pulau Jawa.
“Perlu ada solusi agar film Indonesia bisa tayang dan mudah diakses masyarakat,” kata Fadli Zone usai pertemuan dengan insan perfilman di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (4 ) /11).
Lalu jumlah penonton kita, meski tahun ini mungkin memecahkan rekor, katanya 66 juta, mungkin di akhir tahun bisa di atas 70 juta, tambahnya, seperti dilansir Antara.
(frl/akhir)