Jakarta, CNN Indonesia —
Organisasi relawan Joko Widodo, Projo, bereaksi terhadap kemungkinan menjadi partai politik setelah Jokowi lengser sebagai presiden.
Bendahara Umum (Bendum) Panel Projo Barus menegaskan, organisasinya terbuka terhadap perubahan, baik itu perubahan struktur organisasi maupun strategi dan taktik perjuangan. Namun menurutnya, perubahan tersebut sepenuhnya bergantung pada beberapa faktor.
“Projo itu partai atau tidak, itu tergantung dulu, kemauan rakyat tidak bisa diputuskan oleh satu orang,” kata panel itu kepada fun-eastern.com, Minggu (27/10).
Aspek terakhir adalah sosok Joko Widodo. Menurut panitia, faktanya Jokowi tetap dicintai rakyat meski sudah pensiun dari jabatannya.
Namun panitia kembali menegaskan, keputusan pengganti Projo akan diambil pada kongres ketiga berikutnya.
“Semua persoalan akan dibahas dan diputuskan dalam kongres, karena dalam forum itulah independensi anggota Projo menentukan arah Projo ke depan,” ujarnya.
AKU AKU AKU. Kongres Projo rencananya akan digelar pada Desember 2024. Panitia mengaku belum mengetahui lokasi pasti kongres Projo. Namun, dia memastikan konferensi tersebut mengusung tema perubahan Projo.
Komisi juga memastikan Projo akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Jokowi sebelum menggelar konferensi. Selain itu, Projo akan menanyakan arahan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Apalagi Pak Jokowi adalah Ketua Dewan Pertimbangan Projo
“Yang jelas dalam konferensi ketiga Projo ini pasti yang menjadi persoalan pokok adalah pergantian Projo, struktur organisasi bisa kita ubah, strategi taktis bisa kita ubah, wajar jika organisasi berubah karena situasi berubah, tujuannya berubah, tantangannya juga berubah, pertama dari Kongres ke Kongres ketiga,” ujarnya.
Sebelumnya hari ini, Jokowi juga sempat menyinggung soal menjadikan Projo sebagai partai. Jokowi mengaku menyerahkan sepenuhnya persoalan ini ke tangan Projo.
Ya, terserah Projo, kata Jokowi saat ditanya prospek Projo ke depan menjadi parpol atau menjadi sukarelawan Soto Triwindu.
(grup/kebijaksanaan)