Jakarta, CNN Indonesia —
Korea Selatan menembakkan rudal balistik ke Laut Barat pada hari Jumat (11 Agustus) sebagai tanggapan atas uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diluncurkan oleh Korea Utara beberapa hari sebelumnya.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan latihan tembak ini dilakukan untuk menunjukkan “tekad kuat” Korea Selatan dalam menanggapi provokasi Korea Utara.
“(Peluncuran rudal) menyoroti kemampuan serangan presisi dan kesiapan Korea Selatan melawan provokasi musuh,” kata pimpinan militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip kantor berita AFP.
Menurut informasi dari militer Seoul, rudal permukaan-ke-permukaan jarak pendek Hyunmu digunakan dalam latihan tersebut.
Hyeonmu adalah serangkaian rudal yang merupakan kunci sistem “rantai pembunuh” serangan pertama Korea Selatan. Rudal tersebut memungkinkan Korea Selatan melancarkan serangan pendahuluan jika ada indikasi bahwa Korea Utara akan menyerang.
Korea Selatan mulai memproduksi rudal balistik jarak pendek pada tahun 1970an untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara.
Pada awal Oktober, Korea Selatan untuk pertama kalinya meluncurkan rudal balistik terbesarnya, Hyunmu-5, yang mampu menghancurkan bunker bawah tanah.
Peluncuran rudal Korea Selatan terjadi setelah Korea Utara pekan lalu menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) yang paling canggih dan kuat.
Korea Utara juga telah meluncurkan sejumlah rudal balistik jarak pendek dalam latihan terpisah selama dua minggu terakhir.
Pekan lalu, Korea Selatan bersama Jepang dan Amerika Serikat melakukan latihan udara bersama yang melibatkan pesawat pengebom B-1B Amerika, jet tempur F-15K dan KF-16 Korea Selatan, serta jet tempur F-2 Jepang. Latihan ini merupakan respons terhadap peluncuran rudal balistik antarbenua yang dilakukan Korea Utara baru-baru ini.
Latihan gabungan tersebut telah lama membuat marah Korea Utara, yang melihatnya sebagai upaya untuk melakukan invasi ke Korea Utara.
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin tertinggi Kim Jong Un, mengatakan latihan militer AS-Korea Selatan-Jepang adalah “pertunjukan perilaku dari sifat agresif musuh kita yang paling bermusuhan dan berbahaya.” (blq/dna)