Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Perindustrian (Kemenperi) mengungkap tiga biang keladi di balik bangkrutnya raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex).
Reni Yanita, Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKTF), mengatakan penyebab pertama adalah membanjirnya produk impor pasca pandemi Covid-19.
Situasi ini diperparah dengan alasan kedua, yaitu perang yang melanda beberapa belahan dunia, mulai dari Ukraina dan Rusia hingga Israel dan Hamas di Gaza.
Selain itu, alasan ketiga adalah terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Ketentuan Impor.
“Harus ada kebijakan yang tepat untuk industri TPT kita. Jangan sampai masalah Sritex terulang kembali ya? Karena industrinya hampir sama, hancur karena Covid dan impor yang tidak biasa pasca perang dan pemerintahan Menteri Perdagangan, “kata Reni di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Detikfinance, Selasa (29)/ 10).
Pemerintah, lanjutnya, harus mengembangkan solusi tepat untuk menjamin keamanan industri TPT lokal.
“Perlu ada formula yang jelas. Tentu kita selalu bangga dengan buatan Indonesia, inilah saatnya kita bangga dengan produksi dalam negeri,” ujarnya.
Sekitar 60 persen pangsa pasar Sritex berasal dari ekspor. Namun karena pasar dunia sedang kurang bagus, perusahaan berusaha mengekspor pasarnya ke negara yang banyak produk impornya.
“Bukan hanya Sritex, tapi industri apparel secara umum,” jelas Rennie.
Sritex dinyatakan pailit pada Senin (21/10) lalu berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri (PN) Nomor 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg.
Mengutip Sistem Informasi Pembukaan Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Semarang, Sritex mengatakan pemohon pailit telah gagal memenuhi kewajiban pembayarannya kepada pemohon berdasarkan Putusan Homologasi tanggal 25 Januari 2022.
Namun perusahaan tetap beroperasi dan tidak ada kebijakan diskon besar-besaran bagi karyawan.
“Perusahaan tetap beroperasi dengan menjaga kelangsungan usaha dan operasional dengan menggunakan dana internal dan dukungan sponsorship,” kata CFO Sritex Veli Salam beberapa waktu lalu.
(sfr/agt)