Jakarta, CNN Indonesia —
Pj Wali Kota Teguh Prakosa mencatat, pengungsian anak menjadi permasalahan utama yang dihadapi masyarakat saat ini. Teguh juga mengajak semua pihak untuk bahu-membahu mewujudkan Solo merdeka pada tahun 2024.
Stunting yang ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan akibat gizi buruk merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Semua pihak perlu sesegera mungkin mencegah masalah ini menjadi serius.
“Isu perceraian adalah masalah kesehatan, tanpa mengganggu anak ke depannya, Pemko Solo sudah sangat hati-hati meredam isu penghematan tersebut.” katanya.
Upaya ini dapat dilakukan dengan mempertemukan sekolah, masyarakat, dan dunia usaha. Sebagai langkah yang disambut baik, Pemkot Solo meluncurkan berbagai program baru yang tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi anak, namun juga ekonomi, penguatan keluarga, dan pendidikan yang baik.
“Kita perlu melakukan intervensi terhadap segala hal yang menimbulkan ancaman penganiayaan. Pendidikan komprehensif diperlukan bagi generasi muda, yang ingin menikah, ibu hamil, dan seluruh keluarga,” ujarnya.
Dalam upaya tersebut, Pemkot Solo menyadari kreativitas berperan penting dalam pengentasan kemiskinan. Salah satunya Baby Cafe Bintangku. Inovasi dari Kelompok Kesehatan Desa Mojosongo ini memberikan MPASI (ASI formula lengkap) sehat untuk bayi di bawah usia satu tahun.
1. Kafe Bayi Bintang
Inovasi dari Kelompok Kesehatan Desa Mojosongo ini memberikan MPASI (ASI formula lengkap) sehat untuk bayi di bawah usia satu tahun. Program ini menawarkan delapan menu nutrisi berbeda sesuai standar WHO, meliputi karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan nabati. Selain menyediakan makanan, Baby Cafe juga memberikan konseling kesehatan bayi gratis oleh tim medis Puskesmas setempat.
2. Sarapan Pagi Sekolah Jumat (FBA)
Program ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Solo agar siswa dapat mengonsumsi makanan bergizi setiap hari Jumat selama minggu ketiga. Anak-anak diminta membawa bekal yang seimbang sambil mempelajari apa yang ada di piring sehat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan kebiasaan hidup positif yang akan berlanjut hingga dewasa.
3. Memberikan tablet transfusi darah (TTD)
Program ini ditujukan bagi pelajar yang rutin mengonsumsi TTD untuk mencegah anemia, meningkatkan zat besi dan menjaga daya tahan tubuh. Pelaksanaan TTD diawasi langsung oleh para guru dan mengikutsertakan anggota Generasi Sehat Indonesia (GESID) dan Palang Merah Remaja (PMR).
4. Persatuan Pendukung Ibu Menyusui (KP-ASI)
KP-ASI merupakan kelompok dukungan bagi ibu hamil dan menyusui yang memiliki anak di bawah usia dua tahun. Kelompok ini membantu ibu dengan pemberian ASI khusus dan makanan pendamping ASI yang memenuhi standar. Diskusi diadakan secara rutin setiap dua minggu sekali dengan bantuan pelatih profesional.
5. Desa Merdeka (KBAR)
Pemerintah Kota Solo telah menerapkan Undang-Undang Dilarang Merokok (NOS) di banyak daerah untuk mengurangi jumlah perokok. Misalnya saja di RW 29 Mojosongo, warga membuat “Saung Rokok” bersama, yaitu tempat khusus merokok di luar tempat tinggal untuk melindungi anak-anak dari paparan asap rokok yang dapat meningkatkan risiko merokok. .
6. Dapur Sehat (DASHAT)
Program DASHAT memberikan makanan bergizi kepada ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun selama tiga hingga empat bulan. Program ini mendapat dukungan finansial dari Uni Emirat Arab dan dilaksanakan di banyak daerah seperti Desa Sumber, Banjarsari.
7. Spa Bayi
Banyak daerah yang menyediakan Taman Bayi gratis untuk bayi yang mengalami pelecehan. Selain pijat, bayi juga mendapat terapi berenang yang bermanfaat bagi kesehatan dan nafsu makannya.
8. Sultan Nikah Kapingan (nasihat kesuburan)
Program pendidikan pranikah ini gratis bagi pasangan di Solo. Melalui konseling pranikah ini, pasangan suami istri diberikan edukasi mengenai perkembangan keluarga dan intervensi pencegahan untuk mempersiapkan kehidupan keluarga yang sehat.
Melalui berbagai rencana tersebut, Pemkot Solo tetap berkomitmen mencegah kemerosotan moral dan menjamin generasi mendatang yang lebih baik. Oleh karena itu, Teguh pun mengimbau masyarakat, guru, pengusaha, ulama, dan seluruh pihak untuk berkontribusi dan bekerja keras meredam permasalahan penghematan di Surakarta.
Komitmen dan peran semua pihak diharapkan dapat mengurangi jumlah pencopet di Surakarta. Mari kita jadikan Surakarta kota bebas jebakan pada tahun 2024, ujarnya.
(ATAU/ATAU)