Jakarta, CNN Indonesia
Pertempuran Surabaya merupakan perang antara pasukan Indonesia dan Inggris yang terjadi pada tahun 1945 di Surabaya.
Sejarah singkat Pertempuran Surabaya berikut ini bisa Anda pelajari untuk mengetahui momen penting dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Surabaya dimulai pada tanggal 25 Oktober dan mencapai puncaknya pada tanggal 10 November 1945. Tanggal ini setiap tahun diperingati oleh masyarakat Indonesia sebagai Hari Pahlawan.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejarah singkat Pertempuran Surabaya yang bisa dikaji.
Sejarah Singkat Pertempuran Surabaya
Pada tanggal 10 November 1945 terjadi Pertempuran Surabaya, pertempuran antara masyarakat Surabaya dengan tentara Sekutu, sebagaimana disebutkan dalam buku sejarah SMA Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020).
Pertempuran dimulai ketika pasukan Inggris tiba di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945, di bawah komando Brigjen Mallaby.
Pada tanggal 27 Oktober 1945, pasukan Inggris mulai menduduki gedung-gedung pemerintah yang dilindungi oleh rakyat dan pemuda Indonesia, yang berujung pada pertempuran.
Pada tanggal 29 Oktober 1945, atas permintaan Letnan Jenderal Christison, Presiden Soekarno terbang ke Surabaya untuk menghentikan pertempuran. Upaya dilakukan untuk mencapai gencatan senjata.
Pada tanggal 31 Oktober 1945, Mayor Mallaby tewas dalam pertempuran dengan pejuang di Surabaya. Pada tanggal 9 November 1945, Jenderal Manserg menetapkan batas waktu dalam surat edaran.
Hingga tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 belum ada seorang pun dari Indonesia yang menyerah. Inggris kemudian melakukan penyerangan dengan bantuan pesawat tempur.
Masyarakat dan pemuda Surabaya berusaha mempertahankan kotanya, namun senjata kecil dan bambu tajam tidak ada harapan melawan artileri dan tank Inggris, sehingga angkatan bersenjata Indonesia terpaksa mundur ke Mojokerto.
Meski kalah, pertarungan tersebut dinilai berhasil mengalahkan pasukan Inggris dan menarik perhatian dunia internasional. Indonesia tetap merdeka.
Pertempuran tersebut mengakibatkan ribuan korban jiwa sehingga tanggal 10 November diperingati oleh masyarakat Indonesia sebagai Hari Pahlawan.
Tokoh-tokoh Pertempuran Surabaya
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa tokoh yang berkaitan dengan Pertempuran Surabaya.1. Buntomo
Sutomo atau Bung Tomo adalah seorang tokoh terkenal dalam Pertempuran Surabaya. Pada tanggal 12 Oktober 1945, Bung Tomo membentuk Front Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI).
Kutipan dari Bong Tomo: Peran dan Kontribusi bagi Indonesia BPRI adalah sebuah LSM independen yang dipimpin oleh Bung Tomo.
Tujuan dibentuknya BPRI adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir masyarakat dalam melawan kolonialisme. Menurut siaran radio pemberontak, Bung Tomo berpidato yang menyemangati masyarakat Surabaya untuk memperjuangkan pengusiran pasukan asing. KH Hasim Asia Ari
KH Hasyim Asy’ari juga berperan penting dalam menggerakkan masyarakat untuk melakukan perlawanan. Dia mengeluarkan fatwa hukum yang disebut solusi jihadis yang mengedepankan semangat kolektif.
Solusi jihad tersebut membuat warga Surabaya dan pesantren senang melawan pasukan asing yang ingin menghancurkan kemerdekaan Indonesia. Profesor Dokter Mustopo
Peran Prof. Dr Moestopo pada Pertempuran Surabaya harus mengambil senjata milik tentara Jepang agar bisa digunakan untuk melawan pasukan Sekutu.
Selain menyediakan senjata, Moestopo juga merupakan perwira yang menentang dan mencegah masuknya pasukan Inggris ke Surabaya.4. Mayor Jenderal Sung Kono
Jenderal Sungkono terlibat aktif dalam PETA sebagai komandan kompi di Surabaya. Pada Pertempuran Surabaya, ia berperan dalam memperoleh senjata dari tentara Jepang melalui jalur diplomasi dan memimpin perang. Abdul Wahab
Abdul Wahab adalah seorang fotografer pada masa Pertempuran Surabaya. Ia mendokumentasikan masa-masa para pejuang Surabaya saat berperang dan mengacungkan tongkat bambu tajam ke arah penjajah.
Selain itu, momen Buntomo berpidato di depan umum juga diabadikan oleh Abdul Wahab.6. HR Mohammad Mangoendiprodjo
Jenderal Oerip Soemohardjo telah menunjuk Mohammad Mangoendiprodjo sebagai pemimpin Pasukan Keamanan Rakyat (TKR) Divisi Jawa Timur.
HR Mohammad adalah seorang elite yang dengan tegas menolak batas waktu yang ditetapkan Sekutu dan juga ikut serta dalam perang melawan Sekutu.
HR Mohammad aktif memberontak melawan kolonialisme. Presiden Sukarno mengangkatnya menjadi letnan jenderal setelah kemenangan Indonesia dalam pertempuran besar di Surabaya.7. Gubernur provinsi Surin
Gubernur Suryo atau Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo adalah Bupati Magetan dari tanggal 8 Juli 1898 hingga 1943 sebelum menjadi gubernur.
Sebagai tokoh dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945, Gubernur Suryo membangkitkan semangat masyarakat Surabaya, menolak tawaran Inggris, dan berperang bersama pasukan Inggris.
Penetapan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November
Banyaknya nyawa yang hilang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menjadikan Surabaya dikenang sebagai kota pahlawan.
Oleh karena itu setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan, suatu bentuk perayaan atas pengabdian dan dedikasi para pahlawan dan pejuang.
Penetapan Hari Pahlawan didasarkan pada keputusan presiden. Kemudian. 316 Tahun 1959 mengacu pada hari nasional, bukan hari libur, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Keputusan itu diambil untuk memperingati jasa para pahlawan dan tragedi 10 November 1945 di Surabaya.
Demikianlah rangkuman singkat sejarah Pertempuran Surabaya lengkap dengan tokoh-tokohnya dan penetapan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Semoga dengan mengetahui sejarah Pertempuran Surabaya, kita bisa selalu mengingat jasa-jasa para pahlawan yang berjuang serta momen-momen penting dalam mempertahankan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (giuh/giuh)