Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Keuangan (MENQ) Shri Muliani akhirnya membeberkan alasan Presiden Prabowo Subianto menghapus Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan menambah 2 Direktorat (DITGEN) baru di Kementerian Keuangan (KMENQ).
Ia memahami banyak pihak yang menanyakan nasib BKF, Kepala Kementerian Keuangan Peprio Kagaribu. Ia menegaskan Fabrio masih menjadi bawahannya.
“Beliau (Febrio Kacaribu) adalah Direktur Jenderal Strategi Perekonomian dan Keuangan (Kemenkeu),” tegasnya dalam konferensi pers KiTA APBN di Kementerian Keuangan Pusat di Jakarta, Jumat (8/11).
“Mengapa Badan (BKF) menjadi Administrasi Publik? Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Rini Vidyandini), karena namanya, Badan tersebut tidak berpolitik. ujung kebijakannya diubah dan menjadi administrasi publik (Strategi Ekonomi dan Keuangan),” kata perempuan bernama Ani itu.
Di sisi lain, kantor baru telah ditambahkan. Saat ini Kementerian Keuangan mempunyai Direktorat Jenderal Stabilitas dan Pembangunan Sektor Keuangan.
Perbendaharaan Negara menegaskan, kehadiran Dirjen baru bertujuan untuk memperkuat peran Kementerian Keuangan. Sekaligus menjabat Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang melekat pada Kementerian Keuangan.
Ani menjelaskan: “(hadirnya pengelolaan dan perkembangan sektor keuangan yang stabil) sangat membantu penguatan peran Kementerian Keuangan selaku Sekretaris Kementerian Keuangan, dari sektor keuangan dan khususnya di kancah internasional.
“Untuk struktur (baru) Kementerian Keuangan, nanti akan kita adakan konferensi pers tersendiri,” ujarnya sambil berjanji akan membahas lebih lanjut struktur baru Kementerian Keuangan.
Penghapusan BKF dan penambahan 2 departemen baru diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 158 Tahun 2024 tentang Kementerian Keuangan. Peraturan tersebut diteken Presiden Prabowo pada 5 November 2024.
Shri Mulyani juga menjelaskan pembagian kerja antara ketiga wakil menterinya. Kedudukan Kementerian Keuangan yang tidak berada di bawah koordinasi Menteri Koordinator Perekonomian, berada langsung di tangan Presiden.
“Kami menggunakan sistem dan prinsip matriks. Jadi, pada dasarnya, meskipun masing-masing wakil menteri (wamenkeu) punya kepala sekolah, tapi kami melayani banyak kementerian/lembaga (K/L),” jelasnya.
“Jadi, Kemenkeu sangat membantu mereka. Jadi bukan hanya kementerian koordinasi, tapi kita memberikan bantuan penuh. Makanya kita kirim wakil menteri untuk tanya ke seluruh menteri koordinator. Prioritasnya apa? tidak ada strategi apa pun dalam hal ini.” koordinasinya,” pungkas Ani.
(skt/sfr)