Jakarta, CNN Indonesia —
Analisis menunjukkan bahwa serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon seringkali menyasar wilayah dekat rumah sakit setempat.
Analisis CNN merupakan hasil tinjauan terhadap lebih dari 240 serangan udara di Lebanon. Diketahui, sedikitnya 24 rumah sakit berada di zona bahaya 500 meter.
Selain itu, analisis juga menunjukkan bahwa Israel menjatuhkan amunisi dalam jarak 340 meter di setidaknya 19 rumah sakit.
Israel baru-baru ini menjatuhkan bom di pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Sebuah bom menghantam gedung di seberang jalan dari rumah sakit umum terbesar di Lebanon.
Israel mengklaim serangan itu menargetkan anggota Hizbullah. Faktanya, daerah tersebut tidak termasuk dalam perintah evakuasi militer Israel karena diyakini memiliki hubungan dengan Hizbullah di selatan Beirut.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan Israel menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk empat anak-anak. Pada saat yang sama, 60 orang lainnya terluka di sebuah bangunan tempat tinggal yang berjarak 70 meter dari rumah sakit.
Sektor kesehatan Lebanon terus-menerus mengalami serangan udara ketika Israel dan Hizbullah saling menyerang dalam perang yang sedang berlangsung.
Sejak 23 September, serangan Israel telah merusak 34 rumah sakit, menewaskan 11 personel medis darurat (EMT) dan merusak 107 ambulans, menurut data yang dikumpulkan.
Sementara itu, hampir 20 persen dari seluruh rumah sakit yang terdaftar oleh kementerian kesehatan Lebanon rusak dalam waktu satu bulan setelah serangan tersebut, menurut data yang dikumpulkan oleh otoritas medis. Sebagian besar serangan dilaporkan terjadi di sekitar rumah sakit.
Informasi dari Kementerian Kesehatan Lebanon dan analisis CNN mengenai serangan udara tersebut menunjukkan bahwa pasukan Israel menjatuhkan bom dalam jarak berbahaya dari rumah sakit yang dilindungi hukum internasional.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim operasinya mematuhi hukum internasional dan menuduh Hizbullah mengerahkan wilayah sipil.
“Hizbullah secara strategis menempatkan aset militernya di dekat fasilitas medis seperti rumah sakit dan klinik sebagai bagian dari strategi perisai manusia,” kata IDF.
Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan bahwa bagi negara yang sering mengalami perang, sektor kesehatannya jarang rentan terhadap serangan senjata.
Abiad menuduh Israel mempersenjatai layanan kesehatan, menyamakannya dengan Gaza, di mana Israel secara terbuka menyerang rumah sakit dan menuduhnya melindungi Hamas.
“Fasilitas layanan kesehatan seharusnya menjadi tempat perlindungan. Jelas bahwa ini memang disengaja dan merupakan kebijakan nasional yang diikuti Israel di Gaza dan Lebanon,” katanya.
Abiad mengatakan serangan di dekat rumah sakit berdampak buruk pada layanan kesehatan.
“Ketika Anda menargetkan daerah-daerah ini begitu dekat, itu berarti orang-orang kini takut untuk pergi ke rumah sakit,” kata Abiad kepada CNN.
“Beberapa orang di rumah sakit lebih memilih pulang daripada menerima perawatan karena mereka takut menjadi sasaran di rumah sakit,” katanya.
Khususnya, analisis CNN hanya mempertimbangkan serangan udara yang dikonfirmasi dalam gambar yang ada atau dijelaskan dalam perintah evakuasi militer Israel antara tanggal 23 September dan 23 Oktober 2024.
Sampel ini lebih kecil dibandingkan lebih dari 1.000 serangan Israel yang dilaporkan oleh kelompok pemantau krisis Conflict Location and Event Data Project (ACLED), yang mencapai Lebanon bulan ini. Oleh karena itu, perkiraan konservatif mengenai rumah sakit yang berada dalam kisaran berbahaya atau mematikan dapat dibuat.
CNN membagikan kepada Pasukan Pertahanan Israel daftar koordinat 24 rumah sakit yang berada dalam jangkauan serangan Israel, 16 di antaranya rusak, menurut data yang dikumpulkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon dan personel medis.
IDF tidak mengomentari temuan spesifik CNN namun mengatakan operasinya hanya menargetkan Hizbullah, bukan penduduk Lebanon atau fasilitas medis, dan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan kerusakan pada warga sipil. (del/pta)