Jakarta, CNN Indonesia –
Seorang penumpang maskapai penerbangan Indonesia menggambarkan penerbangannya dengan British Airways (BA) sebagai “pengalaman terburuk dalam hidupnya”.
Pasalnya, ia merasa ‘manja’ saat dipukul dengan monitor di kabin pesawat yang jatuh, dan kursi pesawat pun tidak nyaman.
Seorang perempuan bernama Sari Sumaryono (41) sedang terbang bersama putranya yang hendak berangkat dari tempatnya di Kepulauan Cayman, Wilayah Luar Negeri Inggris, untuk terbang ke Indonesia.
Perjalanan memakan waktu 40 jam, karena harus singgah di London, Inggris dan Hong Kong. Dia bepergian bersama putranya yang berusia 9 bulan, dengan rencana suaminya, Djurre Woudstra, untuk bergabung dengannya di Hong Kong, tempat dia bekerja.
Sesampainya di bandara, Sari terkejut karena tidak ada catatan reservasi kursi anaknya. Hal ini menyebabkan keterlambatan check-in selama 2 jam.
Tak berhenti sampai di situ, Sari yang merogoh kocek total Rp 68 juta untuk dua kursi ekonomi premium dalam penerbangan tersebut, mengaku tidak mendapat bantuan apa pun dari staf BA selama 12 jam perjalanan menuju London, Inggris.
Dia mengaku awak kabin berkali-kali mengabaikan lampu telepon. Sari, yang bekerja sebagai penyedia layanan profesional untuk investor hedge fund, juga mengatakan monitor penerbangannya rusak dan jatuh di dekat kakinya. Akibatnya, kakinya terluka parah.
Sari, yang pindah dari Kepulauan Cayman pada tahun 2006 untuk bekerja, mengatakan ketika dia mendarat di London, dia menemukan tiket penerbangan Cathay Pacific miliknya dari Hong Kong ke Jakarta telah hilang.
Oleh karena itu, seperti dilansir Mirror, mereka menuding BA gagal menghubungkan penerbangan tersebut dengan rencana perjalanan mereka yang akan datang.
Selama penerbangan dari London menuju Hong Kong, ia mengaku tak nyaman duduk di kursi yang rusak. Kursinya tidak dapat direbahkan dan tidak memiliki monitor atau pengisi daya USB yang berfungsi.
Ia membagikan foto bagian tubuh yang penuh lebam usai kejadian tersebut. Dia mengatakan dia sudah berhenti terbang dengan British Airways lagi.
Maskapai BA meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan selama penerbangan Sari dan secara aktif bekerja sama untuk “memperbaiki keadaan”.
“Saya sungguh terkejut. Selama bertahun-tahun saya bepergian, saya belum pernah diperlakukan seperti ini,” kata Sari.
“Setelah lama jauh dari keluarga, saya sering bepergian antara Indonesia dan Kepulauan Cayman. Saya tidak asing dengan penerbangan jarak jauh, jadi sejujurnya saya bisa mengatakan bahwa perjalanan saya dengan British Airways adalah pengalaman terburuk yang pernah saya alami. pernah kumiliki, ” katanya.
Nyatanya, perjalanan ini memiliki arti penting bagi Sari yang meninggalkan Indonesia menuju Amerika Serikat pada usia 17 tahun. Ini adalah pertama kalinya dia kembali ke rumah sejak ayahnya meninggal awal tahun ini.