Jakarta, CNN Indonesia —
Adik laki-laki mendiang pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Muhammad Sinwar, kini dilaporkan menjadi kepala de facto sayap militer Hamas di Gaza.
Kabar lainnya, Iran telah memberikan syarat kepada Israel jika ingin melakukan gencatan senjata dengan Teheran.
Berikut beberapa berita 24 jam terakhir yang dirangkum dalam International Flash pagi ini:
Adik laki-laki Yahya Sinwar memimpin sayap militer Hamas di Gaza
Saudara laki-laki mendiang pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Muhammad Sinwar, kini disebut-sebut sebagai kepala de facto sayap militer Hamas di Gaza.
Sebuah laporan oleh The Times of Israel mengatakan Muhammad Sinwar memimpin sayap militer bersama dengan dewan kecil panglima tertinggi di Gaza.
Sejauh ini belum ada penunjukan resmi Muhammad Sinwar yang diumumkan secara terbuka oleh Hamas.
Sebelumnya, Muhammad Sinwar disebut-sebut menjadi incaran pasukan pertahanan Israel, pasca meninggalnya Yahya Sinwar pada pertengahan Oktober lalu.
Iran Mengaku Menggunakan Hulu ledak dan Senjata Rahasia untuk Menyerang Israel
Iran diduga menggunakan hulu ledak dan “senjata rahasia” yang tidak digunakan dalam serangan sebelumnya untuk membalas Israel.
Ada kemungkinan rencana itu diungkap oleh salah satu pejabat Mesir. Dia mengatakan pihak berwenang Iran secara pribadi telah memperingatkan Kairo mengenai serangan balik Iran.
Iran, kata pejabat Mesir, akan merespons dengan “keras dan kompleks.”
Iran Menyetujui Persyaratan Gencatan Senjata dengan Israel
Iran menetapkan syarat bagi Israel jika serangan gabungan berakhir dengan gencatan senjata.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan jika Israel menyetujui gencatan senjata, maka Teheran akan mengurangi intensitas responsnya terhadap serangan Israel pada 26 Oktober.
Dalam pernyataannya pada Minggu (3/10), Pezeshkian mengatakan Iran akan mengurangi skala serangannya jika Israel menyetujui gencatan senjata dan menghentikan pembantaian di Timur Tengah.
“Jika mereka [Israel] mempertimbangkan kembali posisi mereka, menyetujui gencatan senjata, dan menghentikan pembantaian terhadap kelompok lemah dan tertindas di wilayah tersebut, maka intensitas serangan balik kami akan menyesuaikan,” kata Pezeshkian, seperti dikutip IRNA. (tim/bac)