Incheon, CNN Indonesia —
CEO Incheon International Airport Corporation Hog Jae Lee menjelaskan alasan dibalik kerja sama PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) terkait operasional bandara.
Hal tersebut disampaikan Hogg dalam wawancara eksklusif di Incheon, Korea Selatan, usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) kerja sama strategis di beberapa bidang dengan InJourney pada Selasa (15/10).
Dikatakannya, IAC merupakan pengelola bandara paling berkualitas di dunia penerbangan internasional, khususnya dalam pengembangan dan pengelolaan bandara.
Sedangkan InJourney Airports, merger antara PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II), saat ini mengoperasikan 37 bandara.
“Oleh karena itu, kami yakin Angkasa Pura Indonesia (Injury Airports) akan dianggap sebagai pengelola bandara yang sangat besar tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Jika kedua perusahaan ini bekerja sama, tidak hanya (menguntungkan) bagi Indonesia dan Korea” , namun dapat bekerja sama dan menjadi pemain besar di kawasan Asia dan internasional. Dapat tercipta sinergi yang dapat berperan,” kata Hogg.
Menurutnya, ketika Bandara Incheon ingin memasuki pasar internasional, bisa menjalin kerja sama dengan bandara lain yang memiliki pengalaman baik. Sebagai mitra, keduanya dapat bekerja sama untuk beroperasi di pasar Asia dan Timur Tengah, khususnya di bidang pertukaran sumber daya manusia.
Haug menambahkan: “Ketika kami mengoperasikan bandara, kami membutuhkan sumber daya manusia yang sangat berkualitas. Oleh karena itu, kedua perusahaan dapat bekerja sama untuk meningkatkan pertukaran sumber daya manusia.”
Penyebab terakhir perempuan tersebut adalah Faik Fahmy, Kepala Eksekutif Bandara Injurni. Ia mengaku sangat mengagumi karir dan pengalaman Faik Fahmi yang sebelumnya bekerja sebagai manajer di AP I dan AP II.
“(Faik Fahmy) banyak pengalamannya jadi sudah banyak ilmunya, saya banyak belajar darinya,” pungkas Haug.
(asl/sfr)