Jakarta, CNN Indonesia —
Selamat tinggal FOMO, halo JOMO! Dengan mengembangkan beberapa kebiasaan, Anda bisa mulai menghabiskan waktu sendirian tanpa takut ditinggalkan.
Fear of missing out (FOMO) merupakan hal yang lumrah dialami banyak orang, apalagi di era digital seperti sekarang ini. Orang-orang berduyun-duyun ke restoran yang “menyenangkan” untuk makan malam, ke barisan depan untuk melihat artis favorit mereka tampil, atau pergi berlibur ke negeri impian mereka. Namun Anda tidak mempunyai atau tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan hal itu.
“FOMO, dalam beberapa hal, merupakan versi modern dari ‘mengikuti tren’. .
Berfokus pada rasa takut ketinggalan sering kali menyebabkan frustrasi, gangguan, dan ketidakpuasan. Menurut Sullivan-Windt, FOMO dikaitkan dengan stres, masalah tidur, dan kelelahan, yang dapat mengubah FOMO menjadi JOMO.
Sekarang Anda harus mulai menerima joy of omission (JOMO) – menemukan kegembiraan dan kepuasan karena tidak berpartisipasi atau melewatkan aktivitas. Dalam hal ini, JOMO akan meminta Anda untuk menetapkan prioritas Anda.
“JOMO memungkinkan Anda untuk menjadi autentik dan jujur tentang diri Anda sendiri, tentang apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan dan apa yang Anda hargai,” kata psikolog Susan Albers, mengutip Cleveland Clinic.
Berikut beberapa kebiasaan yang akan membantu Anda belajar beralih dari FOMO ke JOMO 1. Nikmati waktu tanpa perangkat
Membatasi akses media sosial dapat mengurangi kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, kata Albers.
Jika sulit, Anda bisa fokus mengurangi waktu pemakaian perangkat. Misalnya, jika biasanya Anda menghabiskan waktu 2 jam sehari untuk browsing situs media sosial, kini kurangi waktu tersebut menjadi 1 jam saja.2. Ada batasan untuk ini
Pernahkah Anda merasa kewalahan dengan berbagai agenda dalam seminggu terakhir? Sayang sekali jika melewatkan satu agenda pun.
“Cobalah lebih selektif dengan waktu Anda,” saran Albers.
Lihat apakah menghadiri suatu acara benar-benar membuat Anda bahagia. Pertimbangkan untuk membatalkan jika Anda tahu Anda akan merasa tidak nyaman.3. Belajar melakukan banyak tugas
Multitasking terdengar hebat. Namun, Anda justru akan kurang fokus atau benar-benar “hadir” dalam suatu aktivitas.
Saat membalas pesan atau email saat sedang mandi, fokuslah pada aktivitas di kamar mandi saja, bukan saat mandi. Pencucian piring tidak boleh diganggu oleh panggilan telepon atau podcast 4. katakan tidak
Mengatakan “tidak” berarti menetapkan batasan. Anda tidak perlu merasa tidak nyaman mengatakan ini. Anda tidak perlu meminta maaf jika Anda mengatakan tidak.
Jika Anda mengatakan tidak, berarti Anda telah memutuskan untuk menjadikan diri sendiri dan kesehatan Anda sebagai prioritas.5. Gunakan panca indera Anda
Belajarlah untuk fokus saat melakukan sesuatu atau di suatu tempat. Anda bisa mencium aroma makanan sebelum makan, menikmati semilir angin yang menyentuh kulit, atau dinginnya air saat mandi.
6. Tatap mata orang lain
Beberapa orang tanpa sadar tidak melihat wajah orang lain saat mengobrol. Kita mungkin sibuk dengan makanan, peralatan, atau suasana sekitar.
Saat mengobrol, sebaiknya cobalah menatap mata lawan bicara atau titik tengah kedua matanya. Kebiasaan ini membuat Anda bisa lebih fokus dan benar-benar hadir di hadapannya. Ambil napas dalam-dalam
Apakah Anda sering kehilangan fokus? Ada cara mudah untuk kembali ke jalur semula.
Tarik napas dalam-dalam hingga hitungan keempat, hitung dari dua hingga tiga, lalu hembuskan perlahan.
Saat Anda menarik dan membuang napas, fokuslah pada sensasi udara yang masuk ke saluran udara Anda. Ulangi sampai Anda tenang. (pertama/asr/bac)