Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 1,71 persen pada Oktober 2024 (year-on-year/yoy). Sedangkan realisasi bulanannya sebesar 0,08 persen (month-to-month/mtm).
Plt. Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan inflasi terjadi setelah Indonesia mengalami penurunan harga selama lima bulan berturut-turut.
“Inflasi Oktober 2024 mengakhiri tren penurunan yang terjadi sejak Mei 2024,” kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (1/11).
Kelompok konsumsi yang memberikan sumbangan inflasi paling besar adalah jasa pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,94 persen dan andil sebesar 0,06 persen. Dimana produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga kelompok ini adalah emas perhiasan dengan kontribusi sebesar 0,06 persen.
Kelompok volatil food yang memberikan sumbangan inflasi adalah daging ayam segar sebesar 0,04 persen, bawang merah sebesar 0,03 persen, tomat dan lauk-pauk nasi masing-masing memberikan sumbangan sebesar 0,02 persen.
“Kopi bubuk, minyak goreng, beras, SKM (rokok kretek mesin) dan telur ayam lokal masing-masing menyumbang 0,01 persen,” jelasnya.
Berdasarkan wilayah pantauan BPS, inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65 persen dan terendah di Papua sebesar 0,01 persen.
(tanggal/Agustus)