Jakarta, CNN Indonesia —
Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil (RK) berencana membangun kantor keluarga di Kepulauan Seribu karena melihat potensi ekonominya mencapai Rp2 triliun.
Family Office adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang manajemen investasi dan manajemen kekayaan untuk keluarga kaya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan mentransfer kekayaan antar generasi secara efisien.
Menurutnya, selama ini para crazy rich Indonesia lebih memilih menyimpan dananya di luar negeri ketimbang di dalam negeri. Memang pemerintah tidak memiliki sistem pengelolaan investasi khusus untuk mengelola dananya.
“Saya saat ini bekerja di kantor keluarga di Kepulauan Seribu, khusus untuk kawasan ekonomi, dari pada uang orang kaya Indonesia Rp 2 triliun ke luar negeri, mending masih di tanah Indonesia dan saya tawarkan secukupnya di Kepulauan Seribu. Pulau. ,” jelasnya saat berdiskusi di Kadin DKI tentang pencarian pemimpin baru. Jakarta di Menara Bank Mega, Rabu (6/11).
Menurut RK, salah satu potensi ekonomi besar yang didapat berasal dari pemungutan pajak atas dana crazy rich yang terdaftar di Family Office. Selain itu, orang asing yang kaya raya akan menjadi sasaran pengelolaan uangnya di Indonesia.
“Pajak sebanyak-banyaknya yang kita dapat, ekonomi kecil Pancasila akan kita kembangkan, ekonomi besar akan kita kembangkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dalam pemaparannya, RK juga berencana membangun objek wisata baru di Kepulauan Seribu yang mirip dengan Maladewa. Tujuannya adalah untuk menarik lebih banyak wisatawan ke negara tersebut.
“Kita mau bangun seribu pulau ala Maladewa, nanti jadi kawasan ekonomi khusus (KEK), itu pengembangannya bukan kelas Ancol, tapi kelas Disneyland, kelas investasi di Disney, itu akan mengundang orang asing tidak (mereka hanya bermalam dan menghabiskan (banyak)), tutupnya.
Sebelumnya, jabatan keluarga pertama kali diusulkan oleh Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan saat menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Luhut mengatakan di sejumlah negara seperti Singapura, Hong Kong, dan Abu Dhabi, bahkan Singapura sudah memiliki 1.500 kantor keluarga.
Oleh karena itu, negara ini bisa menjadi rujukan bagi Indonesia dalam menciptakan kantor keluarga. Luhut yakin jika Negeri Singa bisa, maka Indonesia juga bisa.
“Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak? Ini menguntungkan Republik,” kata Luhut.
(Senin/Agustus)