Jakarta, CNN Indonesia —
Banyak faktor yang dapat menyebabkan mobil mengalami aquaplaning dan menimbulkan kecelakaan, salah satunya adalah kondisi ban. Ban yang kempes atau tekanan anginnya tidak tepat memiliki risiko lebih tinggi terjadinya hydroplaning.
Aquaplaning merupakan suatu kondisi dimana ban mobil kehilangan daya cengkeram pada permukaan aspal saat melewati genangan air. Saat terjadi aquaplaning, ban terangkat oleh lapisan air di permukaan jalan tanpa adanya kontak antara ban dengan aspal sehingga menyulitkan pengendalian kendaraan.
Aquaplaning dapat terjadi pada kecepatan berapa pun, namun biasanya pada kecepatan tinggi ketika keempat ban tidak mampu ‘memotong’ genangan air.
Setidaknya ada tiga faktor yang dapat menyebabkan terjadinya aquaplaning: kondisi air, kecepatan berkendara, dan bobot kendaraan.
Edwin TV Noviando, Presiden Bengkel Permata Hijaw Auto2000 di Jakarta Barat, menjelaskan faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi ban mobil.
“Kondisi aliran ban yang baik, tekanan ban yang tepat, dan ban yang memenuhi spesifikasi akan membantu mengurangi dampak proses tersebut,” jelas Edwin di website Auto2000, jaringan dealer terbesar Toyota di Tanah Air”.
Ia menilai ban gundul menyebabkan traksi ban kurang ideal. Konon jika hujan dan ada air yang tergenang, mobil mudah terpeleset.
“Ban yang aus sangat tidak aman karena dapat menyebabkan ban meledak akibat kepanasan saat digunakan, terutama pada kecepatan tinggi,” ujarnya.
Saat berkendara saat musim hujan, sebaiknya Anda memperlambat kecepatan, terutama saat melihat genangan air di depan. Kecepatan harus dikurangi karena sulit menilai kedalaman genangan air di jalan dari posisi mengemudi.
Untuk menunjang keselamatan berkendara dan menghindari kemungkinan terjadinya Aquaplaning, sebaiknya lakukan perawatan ban secara rutin. Pastikan Indikator Keausan Ban (TWI) tetap dalam batas aman, umur ban tidak lebih dari empat tahun, tekanan ban memenuhi spesifikasi, dan jenis ban memenuhi rekomendasi pabrikan.
(Gores/Fea)