Jakarta, CNN Indonesia –
Penipuan bank terus berkembang dengan cara baru. Salah satu cara baru yang populer saat ini adalah dengan mengirimkan tagihan pajak palsu melalui aplikasi email seperti WhatsApp.
Dengan cara ini, pelaku menyamar sebagai petugas pajak dan mengirimkan surat pemberitahuan pajak kepada korban. Pesan tersebut dilampirkan pada file berekstensi APK, yang jika dibuka dapat mencuri data penting dari perangkat korban.
Menyikapi tren tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) meminta masyarakat khususnya nasabah mewaspadai ancaman penipuan jenis ini. Selain itu, kejahatan dunia maya ini menggunakan teknik teknis yang dirancang untuk menipu nasabah, mencuri data transaksi bank, dan mengancam keamanan dana di bank.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi Arga M. Nugraha, Direktur BRI, keamanan data yang mengarah pada keamanan dana nasabah menjadi fokus utama BRI. Keamanan diterapkan mulai dari sisi website, server, data center, dengan semua tujuan umum.
“Pemantauan keamanan dilakukan. Namun yang utama kita dorong pengguna, sehingga hal-hal yang seharusnya sederhana malah jadi serangan. Halaman lain yang bilang suka Bree,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (11/11). ).
Menurutnya, keamanan siber adalah perjuangan yang terus-menerus. Oleh karena itu, BRI akan terus melakukan inovasi dan peningkatan sistem keamanan untuk menjamin keamanan data dan dana.
Arga menambahkan, masyarakat dapat melawan kejahatan siber dengan menerapkan anjuran sebagai berikut: Jangan membagikan informasi pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, dan kata sandi kepada orang lain. Untuk memastikan keasliannya, hubungi call center resmi perusahaan. Gunakan koneksi internet yang aman jika Anda mengalami aktivitas mencurigakan.
Arga menyarankan agar prinsip nasihat pelanggan dan langkah-langkah keamanan dipatuhi, seperti tidak memasang APK sembarangan atau game gratis.
“Kita berusaha semaksimal mungkin mengamankannya, tapi nasabah itu privasi. Oleh karena itu, kepercayaan adalah ikatan kedua belah pihak, keamanan ini tidak bisa kita jaga tanpa sepengetahuan nasabah, dinamika harus tetap dijaga bersama,” kata Arga.
Tidak hanya tagihan pajak, bentuk penipuan digital lainnya juga marak dan dapat merugikan masyarakat, seperti undangan pernikahan digital, pemberitahuan penutupan rekening, pemberitahuan tagihan BPJS, gambar paket dari kurir, surat atau blanko tiket, dan kini. , tagihan pajak.
Dengan berbagai trik sederhana, BRI mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan waspada. Keamanan informasi pribadi dan data keuangan merupakan tanggung jawab bersama antara bank dan konsumen untuk menghadapi kompleksnya ancaman penipuan siber. (hukuman/hukuman)