Jakarta, CNN Indonesia —
Israel disebut-sebut telah mempublikasikan hasil otopsi mantan pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang meninggal pada pertengahan Oktober lalu.
Dari hasil pemeriksaan, dokter menyebut Yahya Sinwar belum makan selama 72 jam atau 3 hari sebelum meninggal dunia pada Senin (4/11).
Menurut Mehr News, Israel sering mengklaim bahwa Hamas menyita bantuan yang masuk ke Gaza untuk mencegah warga sipil menerimanya. Namun Mehr News menilai fisik Sinwar menunjukkan sebaliknya.
Sejak serangan itu, Israel sangat membatasi bantuan yang masuk ke Gaza. Tindakan ini menempatkan masyarakat pada krisis pangan.
“Dengan mengklaim bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Gaza seringkali disita oleh pasukan Hamas dan tidak memberikan manfaat bagi penduduk Gaza, Tel Aviv mencegah bantuan tersebut mencapai Gaza dan membuat rakyat kelaparan. Faktanya, perang di pemimpin Hamas tidak memakan apa pun. selama tiga hari sebelum kesaksiannya,” lapor Mehr News.
Dalam beberapa pekan terakhir, Israel juga tidak mengizinkan bantuan masuk ke Gaza, meski warga membutuhkan 700 kendaraan kemanusiaan setiap hari.
Kabar tersebut terbit setelah Sinwar tewas dalam serangan Israel di Rafah di Gaza pada pertengahan Oktober lalu.
Sebelum kematiannya, ia terlibat pertempuran sengit dengan tentara Israel yang berpatroli di Rafah, selatan Gaza.
Sinvar kemudian melarikan diri dari gerombolan itu, memasuki sebuah gedung yang ditinggalkan dan mencoba menyelamatkan dirinya.
Di detik-detik terakhir, Sinvar juga terlihat melakukan perlawanan dengan melemparkan dahan ke arah drone yang mengincarnya.
Dia terbunuh ketika Israel melancarkan serangan kekerasan dan tanpa pandang bulu di beberapa wilayah Palestina sejak Oktober 2023.
Akibat aksi tersebut, lebih dari 42.500 orang tewas dan banyak objek sipil yang hancur di Palestina.
(isa/rds)