Jakarta, CNN Indonesia —
Pemilihan presiden AS akan digelar pada 5 November 2024.
Calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump akan berjuang untuk menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam saat itu.
Dalam pemilu presiden kali ini, kedua calon presiden akan bertarung memperebutkan perolehan suara di wilayah yang disebut swing states. Sebab jika ia berhasil menguasai perolehan suara di wilayah tersebut, besar kemungkinan ia akan terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Oleh karena itu, wilayah ini sering disebut sebagai “medan pertempuran” dalam pemilihan presiden AS. Apa itu keadaan berayun?
Mengapa kawasan ini penting bagi kemenangan setiap kandidat dalam pemilu presiden AS?
Memahami keadaan ayunan
Swing state adalah istilah yang mengacu pada sekelompok negara bagian yang menentukan kemenangan setiap kandidat dalam pemilihan presiden AS. Pasalnya persaingan antar kandidat di negara bagian ini sangat tinggi, seperti dikutip Al Jazeera.
Kenapa begitu
Pemilihan presiden di Amerika Serikat dilaksanakan menurut sistem Electoral Colleges (Council of Electors). Electoral College-lah yang akan memilih presiden yang memenangkan mayoritas suara terbanyak di negara bagiannya.
Umumnya setiap negara bagian AS sudah memiliki dukungan politik tertentu terhadap calon presiden berdasarkan partai mana yang akan mereka pilih. Namun, berbeda dengan negara-negara swing states, kawasan ini masih kekurangan dukungan politik.
Dengan kata lain, Electoral College di negara bagian ini masih belum jelas pihak mana yang akan mendukung calon presiden tersebut. Hal ini membuat persaingan dalam pemilihan presiden AS di negara bagian swing states menjadi tegang.
Sebab setiap calon presiden akan berjuang untuk mendapatkan suara elektoral terbanyak di daerah ini.
Ada delapan negara bagian yang disebut sebagai swing states pada Pilpres AS 2024. Delapan negara bagian tersebut termasuk Arizona, Georgia, Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, Nevada, Minnesota, dan North Carolina.
Jadi, Kamala Harris dan Donald Trump saat ini sedang berkampanye keras di delapan negara bagian tersebut. Hal itu dilakukan untuk menarik suara elektoral di sana.
Definisi variabel negara bagian ini mungkin berbeda untuk setiap periode pemilihan presiden AS. Terserah kepentingan masyarakat untuk menentukan pilihan presidennya. Pada pemilu presiden tahun 2020 misalnya, sekitar tujuh negara bagian ditetapkan sebagai swing states.
Menurut Deutsche Welle, ketujuh negara bagian tersebut antara lain Arizona, Georgia, North Carolina, Nevada, Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania. Akibatnya, Kamala Harris dan Donald Trump kemudian kesulitan menjalankan kampanye politik untuk memenangkan suara elektoral di sana. (gas/tangki)