Banda Aceh, CNN Indonesia —
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan mengangkut 152 migran Rohingya ke Banda Aceh, Provinsi Aceh dengan menggunakan 5 truk.
Namun sesampainya di ibu kota provinsi Aceh, mereka tidak diperbolehkan turun. Akhirnya, komplotan lebih dari seratus migran Rohingya terdampar di depan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Aceh di Aceh.
Warga Rohingya memulai perjalanan dari Aceh Selatan pada Rabu (6/11) malam dan sampai di Banda Aceh pada Kamis (7/11) pagi. Mereka pergi sekitar 10 jam.
Pantauan fun-eastern.com, para migran tersebut terdiri dari perempuan, laki-laki, dan anak-anak. Beberapa orang mengalami kejang-kejang dan dibawa keluar dari truk untuk pemeriksaan kesehatan.
Kompol Yusuf Hariadi, Kepala Kepolisian Resor Banda Aceh, mengatakan pihaknya akan memutuskan apakah migran yang “dikirim” dari Aceh Selatan akan tetap berada di Banda Aceh atau dipulangkan ke Aceh Selatan.
Sebab, Pemkab Aceh Selatan tidak melakukan pengaturan sebelumnya mengenai pemindahan migran Rohingya ke Banda Aceh, kata Yusuf.
“Sampai saat ini kami belum menerima surat delegasi Aceh Selatan ke Banda Aceh. Dalam hal ini saya kira kami tidak kompromi terhadap gerakan ini karena datangnya secara tiba-tiba ke Banda Aceh,” kata Kompol Yusuf kepada wartawan.
Setelah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kanwil Aceh, partai tersebut berencana memulangkan migran Rohingya ke Aceh Selatan.
Saya
Menurut Yusuf, warga Banda Aceh juga sudah mulai menolak kehadiran migran Rohingya sehingga pihaknya memperkirakan akan terjadi konflik antara warga dan migran tersebut.
“Kami sepakat bahwa para migran ini akan kami kirim kembali ke wilayah asalnya (Aceh Selatan). Keputusannya bagaimana kami akan melanjutkannya. Kami sepakat bahwa mereka tidak akan kami tinggalkan dan mereka akan tetap berada di truk,” ujarnya. .
Sebelumnya, 152 migran Rohingya tiba di Aceh Selatan pada Jumat (18/10) dengan menggunakan kapal nelayan bernama KM Bintang Reseki. Setelah beberapa hari tidak diperbolehkan mendarat, sebagian dari mereka mendarat di Kecamatan Labuhan Haji, Provinsi Aceh Selatan karena sebagian lagi sakit.
Sejak kedatangan migran Rohingya, pihak berwenang telah menetapkan tiga tersangka, semuanya berasal dari provinsi Aceh, atas dugaan penyelundupan manusia. Polisi juga menyita kapal dan barang bukti lainnya.
(ibu / anak)