Jakarta, CNN Indonesia –
Hari ini, Kamis, adalah Hari Penyakit Sedunia. Momen ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang diabetes.
Tahun ini tema peringatannya adalah “Mendobrak hambatan, mengatasi kesenjangan”. Tema ini menekankan pentingnya pencegahan diabetes dan memastikan bahwa semua pasien mempunyai akses terhadap perawatan yang tepat.
“Bergabunglah dengan kami dalam meningkatkan kesadaran, menyebarkan pengetahuan dan menciptakan perubahan abadi bagi semua orang yang terkena dampak diabetes,” menurut situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Afrika adalah salah satu wilayah yang disorot untuk Hari Penyakit Sedunia tahun ini. Lebih dari 24 juta orang dewasa di wilayah ini menderita diabetes, setengahnya tidak terdiagnosis.
Faktanya, diabetes yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan saraf, gagal ginjal, amputasi kaki, dan penyakit mata yang dapat berujung pada kebutaan.
“Tanpa intervensi segera, proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2024 jumlah penderita diabetes di kawasan Afrika akan meningkat menjadi 54 juta,” kata Matshidiso Rebecca Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.
Angka di atas, lanjut Moeti, merupakan angka proyeksi tertinggi di dunia. Hal ini dapat menimbulkan beban ganda yang besar terhadap kesehatan dan perekonomian.
Selain itu, terdapat persepsi kurangnya fokus di Afrika terhadap manajemen diabetes. Afrika bahkan tercatat sebagai negara dengan investasi pengelolaan diabetes paling sedikit secara global.
“Sistem kesehatan [di Afrika] secara tradisional dirancang untuk menangani penyakit menular akut tanpa memberikan perhatian yang cukup terhadap penyakit kronis seperti diabetes,” kata Moeti.
Diabetes adalah penyakit kronis di mana pankreas tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Insulin sendiri dibutuhkan untuk mengubah gula menjadi energi.
Kurangnya insulin menyebabkan penumpukan gula dalam darah. Gula darah juga meningkat.
Menurut data WHO, sekitar 422 juta orang di dunia menderita diabetes. Hingga 1,5 juta orang meninggal karena penyakit ini.
Di Indonesia sendiri, angka kejadian diabetes setiap tahunnya mengalami peningkatan selama beberapa dekade terakhir.
Pada tahun 2007 pemeriksaan kesehatan dasar (Riskesdas) tercatat 5,7 persen. prevalensi diabetes. pada tahun 2013 jumlah ini meningkat menjadi 6,9 persen, dan pada tahun 2018 – menjadi 10,9 persen.
Angka tersebut kembali meningkat pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (HHS) 2023 menjadi 11,7 persen.
Hari Diabetes Sedunia hendaknya dijadikan sebagai pengingat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan diabetes. Jaga pola hidup sehat dengan menghindari gula berlebih dan rutin berolahraga untuk mencegah diabetes. (ashar/ashar)