Jakarta, CNN Indonesia —
Polisi belakangan ini banyak menemukan kasus perjudian online di berbagai daerah setelah pengalaman pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Perjudian internet menjadi incaran pemerintahan Prabowo Subianto. Dia mendesak aparat penegak hukum tidak ragu mengambil tindakan terhadap keuangan siber, narkoba, penyelundupan, dan penyelundupan.
fun-eastern.com merangkum banyak isu keuangan internet yang muncul beberapa hari terakhir
Polda Metro Jaya tengah mengusut kasus dugaan penyalahgunaan wewenang pemblokiran situs perjudian internet, termasuk pegawai Kementerian Komunikasi dan Teknologi (Komdigi).
Menurut polisi, ada 15 tersangka dalam kejadian tersebut.
Dari 15 tersangka ini, 11 orang merupakan pegawai Komdigi. Saat ini ada tiga orang, AK, AJ, yang bertanggung jawab mengelola pekerjaan ‘kantor satelit’.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ari Siam Indradi mengatakan, penyidik berhasil menyita uang tunai senilai Rp73 miliar dalam kasus Komdigi Judol.
Satu miliar meliputi Rp35.792.110.000, SGD 2.955.775 atau Rp35.043.272.457, dan rupee setara USD 183.500 atau Rp2.888.106.500.
Selain itu, dia juga mengatakan, senjata, logam mulia, dan masih banyak barang bukti lainnya ditemukan dalam hasil pemeriksaan petugas penyidik terhadap para tersangka.
Menggerebek markas game online Cengkareng
Polres Metro Jakarta Barat menggerebek gedung mahal di Perum Sengkareng Indah, Kapuk, yang dijadikan pusat penyewaan artikel buku online.
Penyerangan dilakukan kemarin di bawah pimpinan Kapolres Metro Jakarta Barat Kompol M Sayadudi. Dia menjelaskan, kelompoknyalah yang melakukan penyerangan setelah keempatnya ditangkap pada Kamis (6/11).
Syahduddi mengatakan, empat tersangka yang ditangkap sebelumnya adalah RD (28), AR (22), ME (21) dan RH (29).
“Penangkapan dilakukan setelah penerbitan kartu ATM dan rekening tabungan atas nama pribadi serta perpanjangan kontrak rekening bank, ATM, dan rekening tabungan yang digunakan untuk transaksi keuangan online di Kamboja,” ujarnya, Jumat (7/11).
Syahduddi menjelaskan, usai penangkapan keempat tersangka, penyidik melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menemukan situs yang diduga merupakan pusat penyewaan akun game online.
Berbekal informasi tersebut, kelompok kemudian mendatangi lokasi dan menyerang sebuah rumah di Cengkareng Indah, Kapuk, Jakarta Barat.
Dia mengatakan petugas investigasi menangkap empat penjahat yang mengatur rekening bank dalam penggerebekan tersebut.
Para tersangka diketahui bernama RS (31) yang juga pemilik rumah, kemudian DAP (27), Y (44), dan RF (28).
Menurut Syahduddi, keempatnya bertugas menyediakan ponsel yang dilengkapi aplikasi m-banking Kamboja sebagai situs perbankan online.
Menurut tersangka RS, telepon seluler yang terpasang m-banking dikirim ke Kamboja melalui layanan pengiriman DHL di kawasan Pluit, katanya.
Bersambung di halaman berikutnya…