Jakarta, CNN Indonesia —
Sudah berkali-kali dikatakan, apa gunanya pemain natural jika menjadi pemain cadangan di timnas Indonesia.
Banyak website atau penerbit yang menampilkannya di berbagai postingan, di kolom komentar Ketua Eksekutif PSSI Erick Thohir, dan di kolom empat informasi cerita timnas.
Nada perpecahan ini mulai muncul setelah Timnas Indonesia menjamu Australia di Gelora Bung Karno pada 10 September 2024. Saat itu, Thom Haye hanya bermain di babak kedua.
Puncaknya terjadi saat Indonesia kalah 1-2 dari China pada 20 Oktober 2024. Pada laga tersebut, Haye kembali bermain di babak kedua dengan tidak masuknya Eliano Reijnders ke dalam skuad.
Fakta mendasar tersebut semakin meragukan kualitas Shin Tae Yong. Pelatih asal Korea Selatan ini kurang cocok memimpin timnas Indonesia yang diisi pemain biasa-biasa saja.
Namun apakah atlet harus selalu tampil natural? Perlukah Shin diganti merah putih mana yang lebih bagus dari sekarang?
Pelatih dalam hal ini Shin adalah orang yang paling mengetahui situasi di timnas. Ia mempunyai wewenang untuk memutuskan siapa subjeknya dan siapa sponsornya.
Jangan sampai ada divisi yang mengatakan pemain alami harusnya menjadi pemain utama, sedangkan pemain nasional adalah pemain sekunder. Sudah menjadi rencana pelatih untuk menentukan siapa yang berhak bermain dan siapa yang tidak.
Namun performa pemain pilihan Shino tidak diharapkan, lain cerita. Shin pasti akan mengoreksi permainan pemain yang tidak memenuhi kebutuhan dan ekspektasinya.
Naturalisasi atau tidaknya belum bisa menjadi penentu cocok atau tidaknya Shin menangani timnas. Yang dapat dijadikan informasi adalah pencapaian tujuan.
Jika tujuan yang dicanangkan PSSI bisa tercapai, maka perubahan pendidikan bisa berdampak buruk. Pergantian pelatih bukan jaminan timnas Indonesia akan lebih baik.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya >>>