Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Komunikasi dan Digital (Mankomdigi) Muttya Hafid mengungkapkan alasannya meminta maaf kepada warga karena belum bisa menghilangkan perjudian online.
Meutya sebelumnya meminta maaf kepada warga saat berkunjung ke RPTRA Intiland Teduh Semper Barat Jakarta Utara.
Muttya mengatakan, sebagai orang nomor satu di Komdigi, salah satu kementerian yang memimpin penindakan perjudian online, ia harus meminta maaf karena pihaknya selama ini gagal menindak praktik tersebut. Selain itu, puluhan karyawan ComDigi baru-baru ini ditangkap polisi karena keterlibatannya dalam perjudian online.
“[Saya] menteri atas nama kementerian,” kata Muttya dalam wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia, Kamis (14/11).
Menurutnya, saat ditemui warga, ia mengamati banyak ibu rumah tangga yang menjadi korban suaminya yang terlibat dalam praktik perjudian online. Pasalnya, banyak rumah yang rusak akibat kejahatan tersebut.
“Masalah yang pertama kita lihat banyak korbannya, ibu-ibu jadi korban, ada anak berumur 2 tahun, bapaknya juga ada, dan kalau kita ingat tanggal 28 juga ada istri yang membakar suaminya, itu terjadi karena Ada kekacauan di Judol dan “mungkin bukan hanya kita yang harus disalahkan, kita juga ikut bersalah, jadi wajar saja jika kita meminta maaf,” kata Muttya.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan, salah satu kesalahan ComDigi selama ini adalah lambatnya pemblokiran situs judi online.
Maitya juga terlihat menangis saat wawancara. Ia menceritakan kisah warga yang terkena dampak perjudian online dalam pertemuan tersebut.
“Kita lihat ibu-ibu yang jatah susunya sedikit, tidak mampu memanjakan, lalu bercerai. Ceritanya, mereka menceraikan suaminya, keluarga mereka pada dasarnya terkoyak karena judi online. Saya merasa bersalah ya, meski begitu kita berhasil [menjadi Menteri Komunikasi dan Teknologi],” jelasnya.
Tak hanya itu, Meutya juga mengenang laporan PPATK yang mengungkapkan sekitar 80 ribu anak telah melakukan praktik perjudian online.
Mutya sebelumnya sudah meminta maaf kepada warga Silining karena kementeriannya memiliki pegawai yang terlibat dalam praktik perjudian online.
“Bapak ibu sekalian mohon maaf juga, ada yang dari kantor kami ada yang terlibat. Duka ini luar biasa,” kata Emutya saat berkunjung ke RPTRA Intiland Teduh Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (12/11).
“Karena saya seperti ibunya di kantor itu. Kayaknya kalau anak-anak Anda ikut terlibat, Anda pasti sedih,” imbuhnya.
Kunjungan RPTRA Intiland Teduh Semper Barat ke Mutya merupakan bagian dari rangkaian audiensi untuk mendengarkan aspirasi masyarakat terkait ruang lingkup kerja Silencing Komdigi.
Muttya mengatakan, lokasi tersebut dipilih karena berdasarkan data PPATK, Silining disebut menjadi salah satu wilayah dengan jumlah kasus Judol terbanyak.
(Grup/DMI)