Jakarta, CNN Indonesia —
Diabetes masih menjadi ancaman yang besar. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahunnya.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 422 juta orang di seluruh dunia hidup dengan diabetes. Penyakit yang ditandai dengan gula darah tinggi ini telah membunuh 1,5 juta orang.
Sementara itu, angka kejadian diabetes di Indonesia juga terus meningkat. Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ketujuh sebagai negara dengan angka penderita diabetes tertinggi di dunia.
Misalnya, data Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 mencatat prevalensi diabetes sebesar 5,7 persen. Angka tersebut naik menjadi 6,9 persen pada tahun 2013 dan kembali meningkat menjadi 10,9 persen pada tahun 2018.
Data Survei Kesehatan Indonesia (2023) terus menunjukkan perbaikan. Dalam data tersebut, prevalensi diabetes sebesar 11,7 persen.
Dokter penyakit dalam Eka Hospital BSD Rudy Kurniawan mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan angka kejadian diabetes di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Salah satu faktor yang paling signifikan adalah gaya hidup masyarakat saat ini, khususnya gaya hidup sedentary.
“Gaya hidup sedentary merupakan faktor tertinggi yang berhubungan dengan gaya hidup [diabetes]. Sekarang masyarakat hanya mau makan, tidak perlu jalan kaki. Cukup pesan online, makanan sudah sampai,” kata Rudy saat konferensi pers bersama Eka BSD. Rumah Sakit di Serpong. , Selasa (12/12).
Gaya hidup yang sedentary atau hanya minim berolahraga menjadi salah satu faktor penyebab banyak gangguan kesehatan. Terlalu banyak duduk dan terlalu sering berbaring dapat menyebabkan penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke dan masih banyak lagi.
“Sekarang saya tanya, berapa banyak orang Indonesia yang jalan kaki? Bahkan jarak 500 kilometer (km) pun terasa jauh ya. Banyak yang kemana-mana naik sepeda motor,” tambah Rudy.
Hal ini diperparah dengan kebiasaan makan yang tidak sehat. Minuman manis dan makanan manis ada dimana-mana dan sangat mudah didapat.
“Makanan tinggi gula, terus aku jarang bergerak. Oke, apa lagi yang bisa kulakukan?” katanya.
Namun, peningkatan kejadian diabetes yang terus menerus tidak bisa hanya dinilai secara negatif. Hal ini juga menjadi pertanda meningkatnya kesadaran kesehatan, khususnya di bidang pengendalian gula darah.
“Sebenarnya angka [prevalensi diabetes] terus meningkat setiap tahunnya. Di satu sisi cukup menakutkan. Tapi di sisi lain juga bagus, karena apa? Artinya semakin banyak masyarakat yang sadar akan perlunya pengendalian. gula darahnya,” kata Rudy.
Keadaan ini sangat berbeda dengan zaman dulu yang jarang ada orang yang mau mengontrol kadar gula darahnya.
Diabetes sendiri merupakan suatu kondisi dimana pankreas tidak mampu memproduksi insulin dengan baik. Insulin sendiri dibutuhkan untuk mengubah gula menjadi energi.
Ketidakmampuan memproduksi insulin dengan baik menyebabkan kadar gula menumpuk di dalam tubuh.
Diabetes tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi banyak penyakit, terutama penyakit jantung. (tst/asr)