Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Kesehatan Malaysia memantau secara ketat impor produk makanan anggur Muscat yang mengandung residu bahan kimia berbahaya.
Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan pihaknya mengambil tindakan setelah menemukan zat berbahaya pada buah anggur Shine Muscat asal Thailand.
Pemantauan berkelanjutan dilakukan di 70 titik di seluruh negeri, kata Bernama, mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Malaysia.
Pengawasan tersebut mencakup kegiatan pemeriksaan dan kepatuhan terhadap semua bahan pangan impor, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran.
“Dalam kegiatan ini dilakukan verifikasi dokumen, pemeriksaan fisik; verifikasi label; termasuk pengambilan sampel dan penyimpanan di gudang importir,” demikian keterangan Kementerian Kesehatan.
Program Keamanan dan Mutu Pangan (FSQP) juga terus meningkatkan pengawasan terhadap kiriman pangan impor melalui Sistem Informasi Keamanan Pangan Malaysia (FoSIM).
Mereka menggunakan metode pemeriksaan enam langkah berbasis risiko.
Residu pestisida di Malaysia diatur berdasarkan Peraturan Pangan Nomor 41 Tahun 1985 yang mengacu pada standar Codex internasional.
Jika pihak berwenang menemukan bahwa makanan impor tersebut melanggar peraturan Malaysia, pemerintah akan menghentikan ekspor tersebut.
Langkah Kementerian Kesehatan Malaysia ini dilakukan setelah Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) melaporkan bahwa anggur Shine Muscat yang diimpor ke Malaysia mengandung beberapa residu kimia berbahaya.
Dalam 23 dari 24 sampel wine Shine Muscat yang diambil dari 15 toko di Bangkok, ditemukan residu pestisida di atas normal.
“Satu sampel mengandung bahan kimia berbahaya yang dilarang (kategori 4) klorpirifos,” pernyataan Thai-PAN mengutip The Nation Thailand.
Kemudian mereka mengatakan, “22 sampel lainnya mengandung 14 racun yang melebihi batas wajar (tidak lebih dari 0,01 mg/kg).”
Thai-PAN merinci bahwa mereka telah menemukan sekitar 50 jenis residu beracun dalam anggur.
Lebih detailnya Dua residu tipe 4 adalah klorpirifos dan endrinaldehida. Kemudian 26 residu tipe 3 yang tidak terdefinisi.
Kemudian triasulfuron, cyflumetofen, chlorantranilprole, flonicamide, Ada 22 residu yang tidak terdaftar dalam peraturan zat berbahaya Thailand, termasuk etoxazole dan spirotetramate. (ayah/bac)