Jakarta, CNN Indonesia.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte telah berbicara blak-blakan tentang masa depan aliansi tersebut jika mantan Presiden AS Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada tahun 2024.
Dalam jumpa pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, Senin (11 April), Rutte mengatakan aliansi militer ini akan bekerja sama dengan siapa pun yang menjadi presiden AS berikutnya.
“Siapa pun yang memenangkan pemilu AS, kami akan bekerja sama dengannya, baik Kamala Harris atau Donald Trump. Saya jamin aliansi akan tetap bersatu,” kata Rutte, dilansir Anadolu Agency.
Nasib Pakta Pertahanan Atlantik Utara pasca pemilu AS menjadi perbincangan setelah Donald Trump kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden AS dari Partai Republik.
Trump, ketika menjabat sebagai presiden, sering mengkritik NATO dalam berbagai masalah, mulai dari masalah anggaran hingga pandangan pribadi.
Trump menganggap penyaluran dana di NATO tidak adil. Negara-negara anggota Eropa membelanjakan lebih sedikit dibandingkan Amerika Serikat, katanya.
Amerika Serikat adalah kontributor terbesar operasi NATO. Negeri Paman Sam mengalokasikan sekitar 860 miliar dolar AS atau sekitar 13,5 kuadriliun rubel, untuk mendukung aktivitas aliansi tersebut.
Pada saat yang sama, Rutte mengatakan bahwa Amerika Serikat sangat menyadari bahwa jika Rusia memenangkan perang di Ukraina, bahaya nyata akan muncul di kawasan timur NATO.
Oleh karena itu, demi menjaga stabilitas Eropa dan Amerika, ia yakin Amerika tidak akan “mengulangi kesalahan yang sama” dengan menarik pasukan dari Eropa, seperti yang dilakukan pasca Perang Dunia Pertama. (blok/tangki)