Jakarta, CNN Indonesia —
Dengan meroketnya harga tiket pesawat domestik, masyarakat Indonesia mulai berpikir dua kali untuk bepergian ke berbagai destinasi ke luar kota. Bahkan, banyak orang yang mengeluhkan hal ini di media sosial.
Fenomena ini menarik perhatian Nunung Rusmiati, General Manager Asosiasi Perusahaan Perjalanan dan Pariwisata Indonesia (ASITA). Ia menilai mahalnya harga tiket pesawat domestik bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan mancanegara dan lokal.
Perbedaan harga tiket antara rute internasional dan domestik tentu membuat Indonesia sulit menarik wisatawan, kata Nunung, dilansir CNBC Indonesia, Kamis (14/11).
“Tarif tiket pesawat yang tinggi berpotensi menimbulkan dampak buruk yang besar terhadap perekonomian dalam negeri,” imbuhnya.
Lonjakan harga tiket pesawat domestik memang mengkhawatirkan. Lantas, kenapa tiket pesawat domestik begitu mahal?
Nunung mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat domestik disebabkan tingginya biaya operasional pesawat, termasuk bahan bakar, perawatan pesawat, gaji karyawan, dan lain-lain.
Tak hanya itu, belakangan ini santer beredar kabar bahwa konsumsi bahan bakar jet atau jetfuel menyumbang 40% hingga 50% dari biaya operasional maskapai. Tentu saja kenaikan harga bahan bakar penerbangan global telah menyebabkan kenaikan harga tiket pesawat.
Menyikapi situasi tersebut, Noonon meminta pemerintah segera menurunkan pajak bahan bakar penerbangan dan memberikan subsidi bahan bakar atau pengurangan pajak kepada maskapai penerbangan.
Ia menjelaskan, “Saya sangat berharap permasalahan yang sudah berlangsung lama ini dapat diselesaikan. Tolong bantu negara memberikan subsidi dan menjadikan masalah ini sebagai masalah bahan bakar jet. Tolong bantu pemerintah membantu kita bekerja sama untuk mencapai tujuan ini, karena bahan bakar penerbangan telah menjadi masalah. selama bertahun-tahun.” “Murah. “
Ia menilai kebijakan subsidi avtur dan pengurangan pajak seperti ini juga telah diterapkan di beberapa negara lain. Misalnya, Singapura memberikan subsidi avtur untuk rute domestiknya guna meredam kenaikan harga tiket pesawat.
“Saya juga sempat berdiskusi dengan Singapura bahwa mereka memberikan subsidi sebesar X, namun kita akan mendapat banyak keuntungan,” ungkapnya. (aur/wiw)