Jakarta, CNN Indonesia –
Penyerangan Persatuan Restoran Padang Cirebon (PRMPC) terhadap restoran Padang di Sirebon, Jawa Barat, viral di media sosial.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat beberapa orang mengenakan kaus bertuliskan PRMPC di depan restoran Padang, lokasi penyerangan.
Mereka kemudian terlihat mencopot nomor pemilik dan tulisan ‘Makanan Padang’ di etalase toko. Menurut cerita yang beredar, penyerangan tersebut dilakukan karena pemilik restoran tersebut bukan berasal dari Padang.
Ketua PRMPC Eriyanto membantah penyerangan itu dilakukan karena pemilik restoran tersebut bukan warga Padang. Dijelaskannya, penghapusan logo dan tulisan tersebut karena pemiliknya menjual produknya dengan harga lebih murah.
“Kami tidak melarang masyarakat non Minang berjualan Nasi Padang, namun kami meminta kerja sama PRMPC untuk memasang tag ‘murah’ dan ‘harga Rp’ di akun Facebook mereka.
Postingan tersebut kemudian menghilang, namun foto-foto dalam postingan tersebut juga dibagikan oleh netizen.
Saat kami menghubungi sumber yang dibagikan di Facebook, Sekretaris Eriyanto, Safar, setuju mengutip artikel tersebut.
Eriyanto juga menyatakan akan memboikot PRMPC, perkumpulan pemilik restoran di Padang, jika pemilik restoran menolak menghapus label murah tersebut.
Lebih lanjut, Eriyanto mengatakan, pencopotan tanda tersebut dilakukan setelah melakukan negosiasi dengan pemilik toko.
Sejauh ini, kata dia, terdapat 20 rumah makan Padang yang sangat murah di wilayah Sirebon dan Kabupaten. Ia mengatakan, toko-toko tersebut bahkan dikelola oleh warga Ogyakarta dan harganya berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 9.000.
“Kalau kita tidak bersatu dalam pangan di Padang, apa yang dapat kita peroleh dari saudara-saudara kita di sini? Tujuan kita di Cirebon adalah untuk kebaikan bersama. Mungkin ada kelebihan dan kekurangannya, itu wajar,” ujarnya. (tfq/tanah liat)