Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Komunikasi dan Teknologi Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan pihaknya tidak akan berhenti pada pelarangan situs judi online. Menurut Meutya, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pelarangan penyedia perjudian online.
Dalam wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia, Kamis (14/11), Meutya mengungkapkan akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk memberantas penyedia perjudian online yang masih menjadi permasalahan hingga saat ini.
“Kami mungkin harus menghubungi polisi nanti. Artinya tujuan selanjutnya bukan hanya menghancurkan saja, tapi juga menemukan server yang kita lacak, yaitu server yang kita blokir. Dan itu mungkin terjadi,” ujarnya, Kamis (14/11).
Dia juga menambahkan bahwa langkah ini diambil karena penghapusan situs demi situs tidak akan selesai karena kekuatan pemulihan dari kasino online sangat cepat.
“Bukan per situs, kalau masing-masing situs bagus, tapi butuh waktu lama. Besok akan muncul lagi,” ujarnya.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai rencananya, Meutya akan mencari tempat untuk mengganggu server judol.
“Itulah [rencananya]. Jadi kami mencarinya. Dari mana, servernya dari mana,” kata Moutya.
Meutya berharap hal itu bisa dilakukan dengan keahlian yang dimiliki Komdigi, namun sayangnya ia tak bisa berkomentar banyak karena ini adalah strateginya untuk mengakhiri masalah tersebut.
Tapi saya tidak bisa berkata banyak. Benar sekali. Itu sebuah rencana. Jadi secara teknologi itu harusnya terjadi,” ujarnya.
Dalam rapat kerja pertamanya dengan Komisi I DPR RI awal November lalu, Meutya juga mengatakan bahwa untuk mengakhiri perjudian internet di Indonesia, tidak cukup hanya dengan memblokir atau melarang situs web dan konten terkait.
“Pada dasarnya, memblokir konten buruk saja tidak cukup, tindakan ini tidak cukup untuk memblokir saja. Selain kita melakukan audit sistem, audit SDM, kita juga melakukan itu,” kata Moutya.
Pelarangan situs perjudian dan permainan online merupakan salah satu rencana Kementerian Perhubungan yang dulu bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan kini bernama Komdigi.
Dalam keterangan sebelumnya, Meutya mengaku sejak berdirinya pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto, partainya telah mempekerjakan 187.000 orang. situs yang diidentifikasi memfasilitasi perjudian online. Menurutnya, solusi ini merupakan hasil terbaik dalam mencegah akses situs judi online selama 10 hari.
Apalagi, sisa langkah yang diambil Meutya belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan karena tim harus berhati-hati karena banyaknya keterlibatan pegawai Komdigi dalam permasalahan terkait perjudian online.
(wnu/dmi)