Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah Kota Solo (Pemkot) terus melakukan berbagai perubahan untuk memperkecil defisit. Berbagai program dan inisiatif telah diumumkan untuk mengatasi kekurangan pangan yang dapat menghambat upaya peningkatan status pekerja.
Hal. Wali Kota Teguh Prakosa mengatakan, dwarfisme yang sering terjadi pada anak yang memiliki tinggi badan tidak sesuai usia, harus segera dicegah. Menurutnya, hal tersebut bisa tercapai berkat kerja sama semua pihak.
“Masalah dwarfisme merupakan masalah kesehatan dan bukan masalah masa depan anak. Pemkot Solo sangat serius untuk mengatasi masalah ini,” kata Teguh.
Pemerintah Kota Solo juga bergerak ke berbagai arah untuk memanfaatkan tubuh, pikiran, emosi, serta lingkungan sosial dan spiritual. Proses ini mencakup penerapan Undang-Undang Kawasan Dilarang Rokok (KTS) Kabupaten untuk mengurangi paparan asap rokok pada anak-anak, serta konsultasi pranikah. Ia dikenal dengan nama Sultanikah Capingan.
Melalui Sultanikah Capingan, Pemerintah Kota Solo mempersiapkan perempuan menikah untuk membangun keluarga dengan menanamkan dalam diri mereka nilai-nilai terkait aktivitas keluarga, serta pedoman dalam mewujudkan keluarga berencana. Kami berharap dari situ bisa dilakukan dari permukaan air.
Pada akhirnya bagi pasangan yang akan menikah dan menikah akan memperoleh bekal yang diperlukan untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarga dan ketahanan keluarga, dapat mengikuti penyuluhan dan tutor Keluarga Berencana (KB), serta buku saku karya Sultanikah Capingan. dan bantuan untuk pasangan yang mungkin memiliki dua anak. bertahun-tahun.
Semua pengetahuan dan bantuan tersedia secara gratis. Kedua mempelai akan mampu mengatasi permasalahan yang sering muncul dalam pernikahan, seperti buruknya komunikasi, perselisihan keuangan, serta perbedaan nilai dan tujuan.
Teguh berpendapat, untuk menghindari kegagalan sejak dini, diperlukan pendekatan komprehensif yang mencakup praktik ekonomi dan pola asuh orang tua, serta pemanfaatan sumber daya alam sekitar.
“Kita harus melakukan intervensi terhadap semua penyebab keadaan darurat ini. Kita harus bersama-sama memberikan pendidikan kepada generasi muda, ibu yang sudah menikah, ibu hamil, dan seluruh keluarga,” ujarnya.
Terlebih lagi, ketika pasangan menikah dan istri hamil, calon ibu harus memiliki pengetahuan tentang makanan. Makanan tidak hanya untuk bayi, tapi juga untuk calon ibu itu sendiri.
Penyakit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan seperti kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan selama kehamilan, kurangnya akses terhadap makanan yang baik menyebabkan ibu hamil mengalami anemia, dan kurangnya akses terhadap air bersih dan higienis.
Dalam konteks ini dilaksanakan berdasarkan pangan, mulai dari pangan dan gizi ibu hamil hingga anak dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Pemerintah Kota Solo menyasar kelompok generasi muda, masyarakat yang akan menikah, ibu hamil dan menyusui, serta anak di bawah lima tahun (anak di bawah umur), dan lain-lain, dengan memberikan transfusi darah (TTD) kepada remaja putri. .
Saat ini telah hadir baby cafe atau baby cafe Bintangku untuk anak kecil yang diinisiasi oleh Forum Kesehatan Pedesaan Mojosongo. Di Bintangku tersedia standar MPASI (Makanan Tambahan ASI) WHO yang meliputi lemak, sayur-sayuran, serta protein hewani dan buah.
Banyak provinsi juga menawarkan bantuan gratis untuk anak-anak yang mungkin berada dalam bahaya. Dalam program ini, anak-anak akan mencari solusi dan berenang yang diyakini bermanfaat bagi kesehatan fisik dan nafsu makan.
Bagi para ibu, Bintangku Children’s Cafe juga menyediakan konsultasi kesehatan gratis yang disediakan oleh Puskesmas. Saat ini ibu hamil dan menyusui di Solo dapat bergabung dalam KP-ASI atau Kelompok Dukungan Ibu Menyusui yang melakukan diskusi dan membantu ibu dalam memastikan susu murni dan MPASI tergantung pada keadaan.
Selanjutnya, Pemko Solo meluncurkan Dapur Sehat (DASHAT) yang memberikan makanan enak selama tiga hingga empat bulan kepada ibu hamil dan anak di bawah dua tahun. Saat ini DASHAT telah menerima hibah dari Uni Emirat Arab dan melaksanakan implementasi di banyak daerah seperti Desa Sumber, Banjarsari.
Teguh menekankan, penurunan stunting memerlukan tanggung jawab banyak pihak. Ia mendorong seluruh elemen tanah air untuk mengambil bagian dalam upaya menyelamatkan generasi penerus bangsa.
“Percepatan pengentasan kemiskinan memerlukan komitmen semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, pelajar, pengusaha, tokoh agama dan banyak pihak lainnya. Peran kami sangat menentukan dalam menurunkan stunting di Kota Surakarta. pada tahun 2024” kata Teguh.
(kembali)