Jakarta, CNN Indonesia —
Kelompok Palestina Hamas telah menolak proposal gencatan senjata jangka pendek dan kesepakatan pembebasan sandera dengan Israel.
Hal itu terungkap dalam pernyataan Amerika Serikat usai percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty pada Minggu (11/3).
Pernyataan AS, yang dikutip Times of Israel, mengatakan: “Hamas sekali lagi menolak melepaskan sandera dalam jumlah kecil sekalipun untuk memberikan gencatan senjata dan bantuan kepada rakyat Gaza.”
Sebelumnya, Mesir telah menawarkan gencatan senjata 48 jam di mana Hamas harus mempersiapkan pembebasan empat sandera Israel dalam 10 hari ke depan. Keempat sandera tersebut harus ditempatkan dalam kategori kemanusiaan seperti perempuan, lansia, atau orang sakit.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 100 tahanan Palestina dari penjara.
Selama perjanjian 12 hari tersebut, Israel dan Hamas akan mengadakan pembicaraan mengenai gencatan senjata yang lebih lama.
Hamas menolak usulan tersebut dan tetap berpegang pada usulan yang mereka ajukan pada Juli lalu. Tuntutan Hamas adalah diakhirinya perang di Gaza secara permanen dan penarikan seluruh tentara Israel dari wilayah Palestina.
Tawaran Hamas mencakup sejumlah syarat baru dan ditolak oleh Benjamin Netanyahu. Perdana Menteri Israel bersikeras bahwa tentaranya harus mempertahankan posisi mereka di Philadelphia dan Koridor Nerzarim. (saya/Dna)