JAKARTA, CNN Indonesia —
Human Rights Watch (HRW) merilis laporan yang menunjukkan bukti kejahatan perang Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Laporan setebal 172 halaman yang dirilis Human Rights Watch pada Kamis (14/11) mengungkap dugaan kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Kejahatan perang ini termasuk pemindahan paksa karena pembersihan etnis.
Human Rights Watch mengatakan mereka telah mengumpulkan bukti bahwa pejabat Israel melakukan kejahatan perang dalam bentuk pemindahan paksa, menurut Agence France-Presse. Warga Palestina tidak bisa kembali ke sana].”
Peneliti Human Rights Watch Nadia Hardman mengatakan laporan itu didasarkan pada wawancara dengan orang-orang di Gaza yang terlantar akibat invasi, citra satelit, dan laporan publik yang dikumpulkan hingga Agustus 2024.
Hardman mengatakan Israel menggunakan kehadiran kelompok bersenjata sebagai dalih untuk membenarkan deportasi warga.
“Israel tidak bisa menggunakan kehadiran kelompok bersenjata sebagai alasan untuk membenarkan perpindahan warga sipil,” kata Hardman.
Dia menambahkan: “Israel harus menunjukkan kepada semua pihak bahwa mengusir warga sipil adalah satu-satunya pilihan.”
Hingga 1,9 juta warga Palestina kini menjadi pengungsi akibat invasi Israel, menurut laporan PBB. Faktanya, total populasi Gaza sebelum perang adalah sekitar 2,4 juta jiwa.
“Secara sistemis, hal ini membuat sebagian besar Gaza tidak dapat dihuni secara permanen,” kata Ahmed Ben Shamsi, juru bicara Human Rights Watch untuk Timur Tengah.
Laporan Human Rights Watch secara khusus membahas Koridor Philadelphia-Netzarim, yang membentang di sepanjang perbatasan antara Mesir dan Gaza.
Menurut Human Rights Watch, kawasan di sekitar perbatasan ini telah “diratakan, diperluas, dan dibersihkan” oleh militer Israel. Pasukan Zionis melakukan ini untuk membangun zona penyangga dan koridor keamanan.
Laporan Human Rights Watch juga secara khusus menyatakan bahwa pemerintah Israel berencana mengusir warga Palestina dan kelompok etnis dan agama lainnya dari Jalur Gaza dengan kekerasan.
Israel dilaporkan ingin memastikan bahwa daerah yang terkena dampak “akan tetap bebas secara permanen dan akan dibersihkan dari warga Palestina.”
Serangan Israel di Jalur Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 43.700 orang. Kebanyakan korbannya adalah anak-anak dan perempuan.
Ratusan ribu orang terluka dan puluhan ribu orang hilang sejak serangan dimulai pada Oktober 2023. (Blk/DNA)