Jakarta, CNN Indonesia —
Organisasi Sukarela (Projo) Pro Jokowi membantah kabar Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi diduga terlibat kasus perjudian online yang menjerat pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Budi Arie merupakan Ketua Umum Projo yang pernah menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada pemerintahan sebelumnya yang kini berganti nama menjadi Komdig.
Sekjen Projo Handoko mengatakan tudingan tersebut sangat serius dan kejam terhadap mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie.
Tudingan bahwa Budi Arie terlibat dalam pengamanan bidang judol menciptakan politik yang jahat dan buruk, kata Handoko dalam konferensi pers di Kantor DPP Projo, Kamis (7/11).
Handoko mengatakan, Budi Arie tidak ada hubungannya dengan pejabat Departemen Sandiaga yang terlibat dalam kasus tersebut.
Ia juga menyebut tudingan terhadap presiden telah merugikan anggota Projo di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan: “Kami yakin Budi Arie tidak terlibat dalam konspirasi yang dilakukan dengan para pengkhianat tersebut.
Handoko kemudian mengungkit prestasi Budi Arie saat menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika dalam upaya pemberantasan perjudian online.
Ia mengatakan, selama 15 bulan menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie telah menghapus 3,8 juta situs judi online.
Selain itu, Handoko mengatakan Budi Arie juga mengincar rekening bank dan dompet terkait perjudian online.
“Sekitar 7.000 akun dan e-wallet terkait judol ditutup saat itu. Budi Arie juga mengeluarkan aturan yang membatasi transfer hingga Rp 1 juta per hari, tanpa dan ke agen pinjol, karena jelas ini terkait judol,” katanya.
Sejauh ini polisi sudah banyak menangkap orang terkait perjudian online. Dari 15 tersangka, 11 orang merupakan pegawai Komdigi dan ahli.
Penangkapan itu terjadi tak lama setelah pelantikan menteri baru yang kini dipimpin Meutya Hafid. Sebelumnya Komdigit dipimpin oleh Budi Arie dengan nama Kemenkominfo. Budi kini diangkat menjadi Menteri Koperasi.
Meutya menyebut penangkapan banyak petinggi Komdigi terkait judoll sebagai pil pahit. Namun dia mengaku tidak akan berhenti dan membuka pintu bahwa tidak menutup kemungkinan kasus ini akan meluas dan jumlah tersangkanya bisa bertambah.
“Setelah acara itu kita menghadap ke presiden, beliau terus mendukung kita. Dan hari ini terwujud dengan dukungan wakil rakyat Komite Pertama. Saya kira ini yang menjadi kekuatan kita bersama,” kata Meutya dalam rapat tersebut. Komite Pertama. . DPR kemarin. (mnf/fra)