Jakarta, CNN Indonesia —
Pada Sabtu (19/10) seorang bocah Palestina berusia tiga tahun tewas akibat jatuhnya warga Palestina di Jalur Gaza dari udara.
Kakek anak laki-laki tersebut, Sami Ayyad, mengatakan kepada CNN bahwa cucunya meninggal akibat bantuan yang dijatuhkan dari udara di Khan Younis.
Ayyad mengatakan keluarganya sedang sarapan ketika sejumlah pesawat terbang melewati kamp pengungsian mereka.
Pesawat-pesawat tersebut kemudian menjatuhkan paket bantuan ke kamp pengungsi itu sendiri. Saat paket disebar, beberapa anggota keluarganya berlindung di tenda.
Namun cucunya, Sami, tidak sempat berlindung dan tertimpa paket yang jatuh. Cucunya meninggal seketika.
“Saya sedang duduk di sini bersama bayi itu, dan ketika saya meninggalkannya, bungkusan itu jatuh menimpanya,” kata Ayyad.
“Sedetik kemudian, saya langsung menggendongnya dan lari. Kami tidak punya rumah sakit, jadi saya lari seperti orang gila, tapi anak itu meninggal. Saya tidak bisa menyelamatkannya. Dia mulai mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya,” Ayyad tambah, seperti dikutip CNN.
Selain Sami, bibi dan sepupunya juga mengalami luka akibat paket bantuan tersebut. Masing-masing menderita luka di kaki dan wajah.
Sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza, beberapa negara mengirimkan bantuan melalui udara karena akses darat kerap terhambat. Tentara Zionis kerap memblokade perbatasan Gaza sehingga tidak ada bantuan yang bisa masuk ke wilayah kantong tersebut.
Negara-negara yang melakukan pengiriman melalui udara antara lain Amerika Serikat, Inggris, Yordania, dan Uni Emirat Arab.
Menurut keluarga Ayyad, pengiriman bantuan melalui udara merupakan penghinaan besar bagi warga Palestina. Masyarakat Palestina ibarat binatang yang hanya bisa makan jika diberi makanan.
“Kami tidak menginginkan bantuan. Kami menginginkan kejayaan. Kami sudah muak dengan penghinaan yang kami terima dari negara-negara Arab selain Israel. Mereka tidak memiliki belas kasihan terhadap kami,” kata Ayyad.
“Hidup kami penuh dengan penghinaan, kematian, kengerian. Saya tidur di malam hari tanpa mengetahui apakah saya akan bangun keesokan harinya,” kata Paman Sami, Mohammad Ayyad.
Dia menambahkan, “Kita adalah manusia, bukan hewan yang makanannya bisa dijatuhkan dari langit.”
Uni Emirat Arab mengirimkan 81 paket makanan ke Khan Younis pada hari Sabtu, menurut data dari COGAT, badan militer yang mengawasi distribusi bantuan di Palestina. Sebanyak lebih dari 10.000 paket telah dijatuhkan di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Video CNN dari kamp Khan Younis hari itu menunjukkan kotak-kotak paket bantuan dicap dengan bendera UEA.
CNN telah menghubungi UEA untuk memberikan komentar. Namun, tidak ada reaksi dari negara tersebut.
Menurut laporan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 1,84 juta warga Palestina saat ini mengalami kerawanan pangan akibat blokade perbatasan yang dilakukan Israel.
Badan Hak Asasi Manusia (HAM) berulang kali menyayangkan pengiriman bantuan melalui udara karena tidak mampu menjangkau masyarakat. Mereka juga mengecam alternatif tersebut dan mendesak pemerintah Israel untuk mencabut pembatasan perbatasan sehingga bantuan darat bisa masuk ke Gaza. (blq/rds)