Jakarta, CNN Indonesia —
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit memberi isyarat bahwa Organisasi Cs Arab Saudi akan mengusulkan penghentian keanggotaan Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena agresi brutalnya terhadap Jalur Gaza, Palestina, dan Lebanon.
Hal itu ditegaskan Gheit saat membaca artikel dalam pernyataan penutup KTT Liga Arab di Arab Saudi, Senin (11/11) yang mengusulkan penangguhan keanggotaan Israel di Majelis Umum PBB karena perang Israel di Gaza dan Lebanon.
Aboul Gheit mencatat bahwa penangguhan keanggotaan Israel di badan dunia tersebut tidak berada di bawah yurisdiksi Dewan Keamanan PBB dan akan diputuskan oleh Majelis Umum. Dengan cara ini, negara-negara anggota PBB dapat memberikan suara mengenai status Israel dalam organisasi tersebut tanpa campur tangan hak veto negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
“Kita mungkin akan segera melihat keanggotaan [Israel] dibekukan berdasarkan keputusan mayoritas di Majelis Umum PBB,” lapor Al Jazeera.
Malaysia juga mengangkat perdebatan mengenai pencabutan keanggotaan Israel di PBB. Pekan lalu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa Kuala Lumpur sedang mempersiapkan rancangan resolusi untuk diserahkan ke Majelis Umum PBB (UNGA) terkait kebrutalan agresi Israel di Palestina.
Rancangan resolusi tersebut bertujuan untuk mengeluarkan Israel dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jika Tel Aviv terus melanggar hukum internasional terkait genosida di Palestina.
Seperti dilansir WAFA dan OKI, Anwar menjelaskan pembahasan rancangan resolusi tersebut sedang berlangsung dengan pengambil kebijakan di Malaysia.
Pernyataan KTT Liga Arab juga menuntut agar semua negara berhenti mengekspor atau mentransfer senjata dan amunisi ke Israel.
Sebanyak 22 negara Arab telah meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pejabat sipil dan militer Israel, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
KTT 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga digelar bersamaan dengan KTT Liga Arab.
Para pemimpin Liga Arab dan negara-negara OKI telah sepakat untuk menuntut penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki sebagai syarat perdamaian regional, dan sekali lagi mengutuk “kejahatan mengejutkan” Tel Aviv di Gaza.
Pernyataan penutup KTT tersebut menegaskan bahwa “perdamaian yang adil dan menyeluruh di kawasan… tidak dapat dicapai tanpa diakhirinya pendudukan Israel atas seluruh wilayah Arab yang diduduki hingga 4 Juni 1967”. Hal ini mengacu pada Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur, serta Gaza dan Dataran Tinggi Golan.
Pernyataan tersebut juga mengutip resolusi PBB yang menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah tersebut, serta Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002, di mana negara-negara Arab menawarkan normalisasi dengan Israel dengan imbalan solusi dan pembentukan dua negara. Negara Palestina berdasarkan Perjanjian 1967.
Liga Arab dan OKI juga meminta masyarakat internasional untuk “meluncurkan rencana dengan langkah-langkah dan tenggat waktu tertentu di bawah naungan internasional” untuk mencapai negara Palestina yang berdaulat. (rds/rds)