Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan masyarakat Indonesia mengimpor 80 persen susu yang mereka konsumsi.
Situasi pasar susu kita 80 persen susu nasional diimpor dan 20 persen diproduksi di dalam negeri, kata Budi Arie dalam CNN Indonesia Financial Forum 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (12/11). setelah.
Sedangkan 71 persen dari 20 persen susu produksi lokal atau sekitar 400.000 ton merupakan hasil produksi di 59 koperasi susu di seluruh Indonesia, antara lain Lembang dan Pengalengan di Jawa Barat, Pasuruan, dan Malang di Jawa Timur.
“Karena kita ingin membekali diri dengan pangan, khususnya susu. Susu bagi kita merupakan produk strategis, produk pangan strategis bagi bangsa, karena kita membutuhkan tenaga yang berkualitas,” ujarnya.
Budi Arie mengatakan, salah satu syarat Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan memiliki konsumsi susu yang cukup bagi generasi penerus masyarakat dan bangsa.
Lebih lanjut ia menjelaskan, konsumsi susu nasional sebesar 4,4 juta ton per tahun. Jika dibagi 280 juta orang, produksi dalam negeri ini hanya 15 liter per tahun.
“Dibandingkan negara lain, misalnya Vietnam, sudah 75 liter per tahun.
Budi juga mencatat, produksi susu peternak lokal masih rendah, berkisar antara 8 hingga 12 liter per ekor per hari. Sementara di negara lain, Selandia Baru dan Australia, satu ekor sapi bisa menghasilkan hingga 25 liter.
Bayangkan, produktivitasnya sudah mencapai setengahnya, kata Budi Ari.
Gerakan protes peternak sapi perah di Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan mandi susu dan membuang susu secara gratis viral di media sosial. Sebab, industri dituding lebih memilih menggunakan susu impor.
Bayu Aji Handayanto, seorang petani dan pengumpul susu asal Pasuruan, Jawa Timur, mengatakan pengusaha itu membuang susu yang dikumpulkannya karena lebih memilih susu dari negara lain. Hal ini tidak lepas dari kemudahan peraturan impor yang diberlakukan pemerintah.
“Sampai saat ini belum ada kontrol dari pemerintah. Keran impor terbuka dan susu tidak dipungut pajak, sehingga mereka bebas mengimpor,” kata Bayu Aji Handayanto, petani dan pengumpul susu asal Pasuruan.
Frustrasi dengan pembatasan penyerapan kuota dari Industri Pengolahan Susu (IPS), peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali Jawa Tengah pun melakukan hal serupa.
Pengusaha pengolahan susu mencatat kualitas susu yang dihasilkan tidak memenuhi standar perusahaan. Oleh karena itu pembatasan harus diterapkan.
Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman langsung membekukan izin impor 5 perusahaan susu usai melakukan pertemuan dengan pengusaha pengolahan susu. Perusahaan bertujuan untuk menguasai produksi susu dalam negeri.
Apabila perusahaan kekeh tidak mau memperoleh susu lokal selama masa penangguhan, maka izin impornya akan dicabut seluruhnya.
“Kalau dari lima orang itu masih mau (tidak minum susu lokal), saya batalkan izinnya dan tidak boleh lagi impor. Tangannya terikat,” ujarnya.
(del/pta)