Jakarta, CNN Indonesia —
LISA Fan Meetup di Asia 2024 Jakarta dapat diringkas dalam tiga kata: singkat, padat, dan hangat. Kesan tersebut tak lepas dari kemampuan Lisa BLACKPINK dalam memberikan hiburan maksimal meski durasi pertemuannya terbilang singkat.
Fanmeeting yang digelar di Beach City International Stadium (BCIS) Jakarta, Jumat (15/11) malam, membangkitkan harapan ribuan penggemar.
Para penggemar bernama Lilies selalu menantikan momen spesial bersama idolanya, apalagi setelah merogoh kocek dalam-dalam. Apalagi fanmeeting ini merupakan yang pertama bagi Lisa dan yang pertama bagi member BLACKPINK lainnya.
Kelancaran acara ini tentu menjadi sebuah tanggung jawab. Untungnya, Big Ground Entertainment merupakan promotor yang cukup untuk menangani tugas ini.
Meski pemilihan BCIS menjadi perhatian penonton yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, namun venue tersebut mampu menampung pemegang tiket tanpa kendala mobilisasi yang berarti.
Keadaan aman dan terkendali ini terus berlanjut hingga penonton memasuki arena konser setelah senja. Lilies duduk sabar menunggu penampilan Lisa yang seharusnya dimulai pada pukul 19.00 WIB.
Namun member BLACKPINK ini tak kunjung naik panggung meski saat itu sudah pukul tujuh malam. Menit demi menit berlalu, tidak ada tanda-tanda kejadian yang mulai terlihat.
Kita patut bersyukur tidak ada protes keras dari aula, bahkan setelah 30 menit berlalu. Penantiannya membuahkan hasil ketika lampu panggung akhirnya padam pada pukul 19.50 WIB.
Kemudian idola bernama lengkap Lalisa Manobal itu naik ke atas panggung. Lisa tampil memukau dalam balutan gaun bodycon berwarna burgundy, lalu langsung menampilkan LALISA sebagai nomor pembuka.
“Ada apa, Jakarta!?” teriak Lisa saat pertama kali tampil di atas panggung.
Penampilan ini langsung membangkitkan semangat penonton yang sudah lama menantikan Liza. Mereka aktif bersorak, bernyanyi bersama dan tak ketinggalan mengabadikan momen tersebut di kamera ponsel masing-masing.
Setelah itu, Lisa langsung mengajak penonton untuk lebih dekat dengannya melalui sesi talk show. Indra Kherlambang tampil sebagai pembawa acara untuk memimpin perbincangan.
Kemudian saya mulai memahami bahwa konsep fanmeeting ini berbeda dengan fanmeeting kebanyakan idola Kpop atau aktor Korea.
Lisa memutuskan untuk berbicara dalam bahasa Inggris dan tanpa penerjemah pada pertemuan para penggemar publikasi ini. Tentu saja gaya interaksi seperti ini membuat percakapan menjadi lebih cair, meski mungkin kurang menarik bagi audiens yang jarang menggunakan bahasa Inggris dalam aktivitas sehari-hari.
Untungnya, Indra Kherlambang menyadari betul pendekatan ini. Pembawa acara fanmeeting yang terkenal memberi tahu Indra cara mengakomodasi penonton dan bintangnya.
Indra bisa meliput percakapan dengan Lisa, sekaligus sesekali memastikan perkataan atau pesan dari penonton Lisa bisa tersalurkan secara maksimal.
Lanjutkan berikutnya…