Jakarta, CNN Indonesia –
Hubungan antara Israel dan Iran di Timur Tengah sedang memanas. Sejak awal Oktober, kedua negara sering terlibat bentrokan.
Pada tanggal 1 Oktober, Iran mulai menyerang Israel, menggunakan ratusan rudal balistik dan rudal hipersonik. Serangan itu dilakukan sebagai balasan atas serangan Israel terhadap pejuang Hizbullah di Lebanon.
Negara Zionis pun tak tinggal diam. Mereka membalasnya dengan menyerang pangkalan militer Iran di Teheran, Ilam dan Khuzestan pada 26 Oktober.
Meskipun Iran adalah musuh, namun Iran adalah teman Israel. Faktanya, negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam Syiah ini pernah disebut sebagai “sekutu setia” Israel.
Mengapa Iran menjadi sahabat Israel?
Hubungan persahabatan antara Iran dan Israel dimulai sejak lama.
Menurut sejarawan Universitas Oxford Eirik Quindesland, hubungan antara Iran dan Israel tidak pernah diwarnai permusuhan sejak Iran diperintah oleh cucu Pahlavi dari tahun 1925 hingga 1979.
Pada tahun 1947, Iran menjadi salah satu dari tiga negara di Komite Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menentang rencana pembentukan negara Palestina. Saat itu mereka secara terbuka menolak Palestina sebagai negara berdaulat.
Quindesland mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Iran, bersama dengan India dan Yugoslavia, telah mengusulkan rencana alternatif yang bertujuan untuk mempertahankan Palestina sebagai negara dengan parlemen tunggal.
Iran juga menjadi negara Muslim kedua yang mengakui Israel sebagai negara berdaulat sejak kemerdekaannya pada tahun 1948.
Peristiwa bersejarah ini merupakan respon terhadap fakta bahwa Iran pernah menjadi negara sahabat Israel. Sebagai negara sahabat saat itu, Iran berperan penting dalam pembentukan Israel sebagai negara berdaulat.
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Iran dan Israel menjadi semakin “tenang”. Hingga tahun 1970, Israel telah mendirikan kedutaan besarnya di ibu kota Teheran. Pendirian kedutaan Israel di Teheran telah memperkuat hubungan perdagangan antara Iran dan Israel.
Kedutaan Besar Israel di Teheran telah menjadi alat diplomasi komersial, khususnya perdagangan minyak. Berkat kehadiran kedutaan tersebut, Israel berhasil menarik Iran dengan menjadikannya sebagai pemasok minyak penting.
“Israel membutuhkan lebih dari yang dibutuhkan Iran,” kata Quindesland
Hubungan persahabatan antara Israel dan Iran telah berubah sejak revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Khamenei. Pada periode tersebut, di bawah kepemimpinan Khamenei, Iran menjadi negara yang sangat menentang keberadaan Israel.
Pasalnya Khamenei menilai aneksasi Israel atas wilayah Palestina pada tahun 1948 merupakan tindakan ilegal yang melanggar hukum internasional.
Sejak itu, hubungan antara Iran dan Israel bersahabat. Iran sejauh ini menjadi musuh bebuyutan Israel di Timur Tengah. Selain itu, Iran memiliki fasilitas nuklir yang dapat mengancam Israel kapan saja.
(gas/dna)